Penulis: Astrid Regina Sapiie, Psikolog dan penulis
KOMPAS.com - Profesi psikolog, belum terlalu dikenal oleh masyarakat awam bahkan ada stigma bahwa orang yang datang kepada psikolog adalah orang yang bermasalah atau kurang waras.
Sehingga banyak orang yang menghindar untuk datang ke tempat praktik psikolog jika bukan karena sangat terpaksa atau karena diwajibkan oleh orang-orang yang lebih kuat atau lebih berkuasa dari dirinya sendiri.
Psikolog klinis sering disamaratakan dengan psikiater, dokter jiwa, yang memang menangani orang-orang yang oleh masyarakat awam disebut sebagai “orang dengan gangguan jiwa”. Padahal kami sebagai psikolog klinis tidak bisa membantu orang-orang yang sudah tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri lagi.
Syarat pertama bagi klien psikolog adalah masih mampu diajak berkomunikasi dalam kesadaran yang penuh, kalau tingkat kesadarannya sudah menurun, maka kami sarankan ke psikiater dan statusnya berubah menjadi pasien.
Baca juga: 5 Negara Paling Santai di Dunia, Indonesia Peringkat Pertama
Satu hal yang penting dipahami adalah bahwa orang yang dilayani psikolog adalah klien, bukan pasien. Jadi dalam hal ini pekerjaan psikolog bisa disamakan dengan pekerjaan seorang notaris atau pengacara, sama-sama membantu orang yang punya masalah di dalam perilaku dan orang tersebut masih bisa menceritakan dari A sampai Z apa masalah yang dihadapinya.
Kemudian setelah seorang psikolog melakukan asesmen dan diagnosis tentang apa yang terjadi pada yang bersangkutan dan akan menyampaikannya pada yang bersangkutan.
Jika ia sudah paham, ia pun harus dapat memahami apa intervensi yang akan dilakukan psikolog kepadanya agar dia bisa melakukan perubahan perilaku dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah perilaku yang dihadapinya itu.
Sebelum memberikan layanan kepada para klien, kami pun harus memberikan informasi kepada mereka tentang bagaimana cara psikolog akan membantu mereka dan mereka pun akan dimintai persetujuannya.
Dari uraian yang sederhana ini, dapat disimpulkan bahwa psikolog tidak mungkin bisa melayani “orang dengan gangguan jiwa” yang tidak bisa berkomunikasi.
Baca juga: Usir Stres dengan Metode Mindfulness
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.