Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter RSUI Ungkap Gejala dan Bahaya Badai Sitokin Pasien Covid-19

Kompas.com - 13/09/2021, 13:31 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

"Pada kondisi ini, seseorang tidak mengalami sesak nafas bahkan biasa-biasa saja meskipun sedang mengalami penurunan oksigen. Oleh karena itu, oksimeter ini patut menjadi acuan untuk mendeteksi adanya kondisi badai sitokin pada tubuh seseorang," tegas Adityo.

Baca juga: Kenali 3 Gaya Belajar dan Karakteristiknya, Kamu Termasuk yang Mana?

Adityo bercerita, selama menangani pasien Covid-19, badai sitokin pada seseorang dapat dilihat dari riwayat kesehatan setiap individu.

Baik dari faktor usia, kondisi obesitas, dan riwayat penyakit kronik yang dideritanya.

Pada pasien obesitas, tentunya akan lebih berisiko mengalami badai sitokin karena akan mudah terkena inflamasi.

"Meskipun individu mengalami faktor-faktor risiko tersebut, namun bukan berarti mereka pasti akan terkena badai sitokin. Sebaliknya, individu yang tidak memiliki faktor risiko tersebut, bukan berarti tidak akan terkena badai sitokin. Semua kembali ke imun tubuh setiap individu, karena pertahanan imun setiap individu tentunya berbeda-beda," beber Adityo.

Dengan kata lain, faktor-faktor risiko ini hanyalah sebuah prediksi. Bukan merupakan suatu indikator kepastian seseorang terkena badai sitokin atau tidak.

Ajak masyarakat ikut vaksinasi

Adityo mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi pemerintah guna menghindari adanya fenomena badai sitokin.

Penggunaan vaksin Covid-19 seperti Astra Zeneca, Sinovac, Pfizer, Moderna, dan Sinopharm sangat penting dalam upaya penanganan pandemi.

Baca juga: Terus Meningkat, 117.000 Sekolah Sudah Laksanakan PTM Terbatas

Masyarakat juga harus memahami bahwa setiap jenis vaksin memiliki kriteria penerima vaksin yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Seperti vaksin Pfizer yang diperuntukkan hanya untuk anak usia 12 hingga 17 tahun, ibu hamil, atau seseorang yang direkomendasikan oleh dokter.

"Masyarakat perlu menjaga daya tahan tubuh mereka agar terhindar dari penularan Covid-19 maupun badai sitokin. Untuk mendukung daya tahan tubuh kita membutuhkan asupan nutrisi yang sehat. Kebutuhan nutrisi ini terdiri dari makro nutrien dan mikro nutrien," tandas Adityo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau