Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.395 Guru Lulus Seleksi Guru Penggerak Angkatan 1

Kompas.com - 16/09/2021, 13:24 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril mengatakan sebanyak 2.395 guru dinyatakan lulus Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1. Kini, Indonesia resmi memiliki guru penggerak yang diharapkan mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang semakin merdeka.

Iwan menjelaskan, Calon Guru Penggerak tersebut lulus dengan beragam predikat. Sebesar 94,84 persen lulus dengan predikat amat baik, predikat baik sebesar 4,33 persen, predikat cukup sebesar 0,58 persen, predikat sedang sebesar 0,12 persen, dan predikat kurang sebesar 0,12 persen.

“Calon Guru Penggerak yang lulus dengan berbagai predikat tersebut berjumlah 2.395 dan yang tidak lulus berjumlah 6 orang CGP. Selamat kepada yang telah lulus dari pendidikan Guru Penggerak,” katanya seperti dirangkum dari laman Kemendikbud Ristek, Kamis (16/9/2021).

Baca juga: 5 Negara Paling Santai di Dunia, Indonesia Peringkat Pertama

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim secara resmi menutup Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1.

Dalam sambutannya, Menteri Nadiem menyampaikan bahwa hari ini adalah momentum bersejarah bagi dunia pendidikan karena kini Indonesia sudah memiliki Guru Penggerak.

Harapannya, ke depan, para guru tidak pernah ragu menggerakkan perubahan dan menghadirkan terobosan untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang merdeka.

“Saya ucapkan selamat kepada Ibu dan Bapak atas keberhasilannya menjadi Guru Penggerak. Dengan ini secara resmi saya tutup program pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1. Mari kita semua terus semangat menjadi pemimpin dan penggerak Merdeka Belajar,” ucapnya dalam sambutan Pelaksanaan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1 yang telah berjalan sejak Oktober 2021 dan selesai pada hari Sabtu, 28 Agustus 2021.

Lebih lanjut, Nadiem menyampaikan bahwa setiap bertemu dengan Guru Penggerak di berbagai wilayah Indonesia, selalu ada benang merah yang sama.

Baca juga: Nadiem Tinjau PTM Terbatas, Siswa: Lebih Asyik Belajar di Sekolah

Kesimpulannya, ada keresahan dan keinginan besar dalam diri para guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi peserta didik. Ia merasakan setiap kali berdiskusi dengan Guru Penggerak, ada naluri perubahan yang begitu besar dan telah tumbuh sejak lama.

“Sekarang mereka diberi kemampuan dan kewenangan untuk melakukan perubahan sebagai pemimpin pendidikan. Semangat itulah yang harus kita bangun bersama,” katanya.

Nadiem berharap para Guru Penggerak Angkatan 1 dapat membentuk komunitas di daerahnya masing-masing.

“Kuncinya ada di komunitas. Anda akan menemukan kekuatan dalam kelompok, gotong-royong, kolaborasi, dan koneksi dengan guru-guru penggerak lainnya. Komunitas ini yang menjadi rumah bagi Guru Penggerak untuk saling berdiskusi dan belajar dan berbagi inspirasi satu sama lain. Dengan begitu, para Guru Penggerak di Indonesia akan menjadi satu keluarga dengan satu tekad bersama, dalam mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar,” jelasnya.

Testimoni Guru Penggerak Angkatan 1

Luh Muniarsih, guru asal Kota Malang mengungkapkan rasa haru dan takjubnya karena berhasil melewati perjalanan panjang selama 9 bulan mengikuti PGP. Begitupun dengan Erniwati, guru asal Kabupaten Polewali Mandar.

“Kesan saya dengan program Guru Penggerak ini luar biasa, ini program yang berbeda, terkonsep, ada kurikulum, modul, pendamping, LMS, lokakarya, semua benar-benar direncanakan dan dijalankan secara matang dan terstruktur,” katanya.

Jessica Hostiadi, guru dari Kabupaten Bogor mengatakan bahwa dampak yang paling terasa baginya adalah munculnya harapan bahwa pendidikan Indonesia akan berubah lebih baik dengan tidak memaksakan anak tetapi menemukan bakat dan minat yang terbaik bagi anak didik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau