KOMPAS.com - Guru Besar IPB, Prof. Ronny Rachman Noor mengaku, mendidik dan membimbing mahasiswa S1, S2, dan S3 tentunya akan sangat berbeda.
Jika pada level S1, kata dia, mahasiswa pada umumnya sedang dalam proses mencari jati dirinya.
Baca juga: Umur 24 Tahun, Mahasiswa Ini Sudah Raih Gelar Doktor
"Sedangkan S2 dan S3, dosen menghadapi mahasiswa yang sedang mencari kedalaman dan kemandirian ilmu," ucap dia melansir laman IPB, Rabu (29/9/2021).
Dia menyebut, kegagalan dosen dalam mengatur dan membimbing mahasiswa pada strata yang berbeda ini tidak hanya membuat frustasi, tapi mahasiswanya juga menjadi kebingungan dan frustasi.
Untuk mengatasi hal ini, dia menyarankan supaya diadakan pertemuan dan diskusi secara terbuka antara dosen dan mahasiswa bimbingannya.
"Dosen dapat saja menentukan aturan-aturan yang harus disepakati, namun sebaiknya dikomunikasikan dengan mahasiwa yang akan dibimbing dan ditanyakan apakah aturan tersebut dapat disepakati," ujar dia.
Dia menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu disepakati antara dosen dengan mahasiswa, seperti:
"Kesepakatan ini penting untuk dipatuhi baik oleh dosen dan mahasiswa agar proses bimbingan dapat berjalan dengan baik," jelas Ronny.
Baca juga: 8 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi QS Graduate Employability Rankings 2022
Dalam pelaksanaannya, lanjut Ronny, kegagalan melakukan kesepakatan di awal bimbingan dapat berakibat fatal.
Dia mencontohkan, seperti terputusnya komunikasi, karena dosen dan mahasiswa merasa tidak nyaman dalam berkomunikasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.