Ternyata, pembangunan bendungan ini pernah gagal hingga tiga kali karena berbagai faktor seperti bencana alam dan lain-lain.
Kegagalan pembangunan inilah yang membuat Raja Balitung merasa frustrasi dan memikirkan bagaimana agar pembangunan bendungan bisa berhasil.
Ia pun akhirnya menunjuk seorang makudur sebagai pemimpin pembangunan bendungan. Makudur adalah pemimpin upacara penetapan sima.
Baca juga: Manusia Purba di Indonesia, Siswa Yuk Belajar
Sima sendiri ialah tanah yang diberi batas dan sebagian hasilnya untuk menunjang keperluan suci keagamaan. Makudur bertugas sebagai pembaca mantra dan sumpah saat upacara sima.
Penunjukkan makudur ini sebagai pemimpin pembangunan sangat jarang ditemukan di era Mataram Kuno. Tidak ada yang tahu persis alasan mengapa makudur bisa dipilih oleh Raja Balitung.
Tetapi, tampaknya kebijakan ini diambil karena sang raja cukup frustrasi akibat pembangunan bendungan yang terus-menerus gagal.
Dari penemuan Candi Kedulan ini, kita bisa mengambil hikmah betapa berharganya peninggalan sejarah. Candi Kedulan menjadi sumbangan baru dalam kajian sejarah kebudayaan di Tanah Air.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.