KOMPAS.com - Jalan sukses setiap orang berbeda. Begitu juga Maulana Ishak dan Suaedi Sunanto yang merupakan alumni IPB yang kini sukses menjadi wirausaha di bidang yang sesuai dengan keilmuannya.
Kisah sukses mereka terungkap saat berlangsung Virtual Press Tour Alumni IPB University yang digelar Biro Komunikasi IPB, pada Kamis (14/10/2021).
Baca juga: Bubur Instan Pencegah Stroke Inovasi Mahasiswa IPB
Maulana merupakan alumni dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB.
Kini, maulana menggeluti bisnis mutiara.
Menariknya, ide bisnis itu berawal dari ketidaksengajaan saat dirinya menjadi relawan bencana gempa Lombok, 2018 lalu.
"Saat jadi relawan itu, saya melihat ada potensi di Lombok Barat dimana mutiaranya bagus, namun secara ekonomi tidak bergerak. Karena ada peluang itu, saya coba masuk ke bisnis ini," kata dia melansir laman IPB, Senin (18/10/2021).
Maulana mengaku sampai menguras semua tabungannya untuk memulai bisnisnya.
Meski demikian, aksinya berbuah manis, karena produk mutiara yang ditawarkannya mendapat respon yang luar biasa dari pasar.
"Waktu itu masih jualan saja. Tanpa digital marketing. Tapi begitu jualan alhamdulillah laris, minatnya bagus. Akhirnya kita seriuskan di tahun 2019 dengan membuat badan hukum PT Nusantara Multijaya dengan brand Lombok Paradise," sebut Maulana.
Dia menyebut, Lombok Paradise menawarkan produk perhiasan lengkap. Mulai dari mutiara, anting, gelang, cincin, kalung, liontin.
Dari mutiara laut, air tawar, mutiara baroque, semua ada. Mau rangka rhodium, emas, perak, semua bisa," terang alumni IPB angkatan 43 ini.
Suksesnya dalam bisnis mutiara tak melupakan Maulana untuk berbagi.
Baca juga: Skill yang Harus Dikuasai Mahasiswa di Dunia Kerja 5 Tahun Mendatang
Dalam benaknya, Lombok Paradise harus menjadi social enterprise.
Karenanya, dia juga mendirikan Yayasan Kabua Dana Rasa untuk kegiatan sosial.
"Kami ingin menjadi social enterprise. Dimana model komersialnya dengan PT Nusantara Multijaya. Sementara untuk filantropi, lewat Yayasan Kabua Dana Rasa, yang dalam bahasa Bima artinya membangun tanah air. Kami ingin dari bisnis, kita kembalikan kegiatan yang jauh lebih bermanfaat," ungkap dia.