Tak tanggung-tanggung, produknya telah masuk ke seluruh negara Asia, Eropa dan beberapa sudah masuk pasar Amerika.
"Market size hewan kesayangan sudah lebih dari 2 triliun rupiah. Dari angka itu, secara value lebih dari 91,2 persen adalah impor. Jadi selama ini kita dibanjiri produk impor. Ini jadi opportunity bagi kami," ungkap Suaedi.
Saat ini Nutricell bersama Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) dan Fakultas Peternakan (Fapet) IPB tengah mengembangkan teknologi telemedicine dengan pendekatan data analytic.
Baca juga: Nadiem Makarim: 80 Persen Orangtua Ingin Anaknya Jalani PTM Terbatas
"Dengan konsep telemedicine kami sudah mencoba untuk memberikan pre diagnosa yang lebih akurat. Bagaimana menghitung detak jantung melalui video yang diarahkan ke mata hewan. Jadi kita tahu detak jantung per menitnya," pungkas alumni Fakultas Peternakan IPB angkatan 28 ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.