KOMPAS.com - Setiap generasi muda di Indonesia punya kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan.
Namun untuk melaksanakan pemerataan pendidikan di seluruh pelosok Indonesia ini tentu menghadapi banyak tantangan.
Pemerintah pun saat ini terus berupaya melakukan pemerataan layanan pendidikan termasuk di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).
Rektor Universitas Pertamina, Prof. I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja menjelaskan, Universitas Pertamina (UP) membuka akses bagi siswa siswi wilayah 3T untuk menikmati pendidikan tinggi.
Baca juga: Mahasiswa UNY Gagas E-konseling Berbasis Game bagi Korban Pelecehan
Dia menerangkan, sebagai kampus energi, Universitas Pertamina menyadari pentingnya membangun kemandirian energi bangsa hingga ke pelosok.
Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia berkualitas, terutama putra putri daerah yang akan membangun tanah kelahirannya.
"Kami mendukung inklusi dan diversiti, kami wujudkan melalui Beasiswa Ujung Negeri," ujar Prof. I Gusti Nyoman seperti dikutip dari situs Universitas Pertamina, Senin (18/10/2021).
Salah satu mahasiswa baru asal Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Angel Naomi Nombala mengungkapkan rasa syukurnya bisa berkuliah di program studi Teknik Elektro Universitas Pertamina.
Baca juga: Unsoed Akan Buka Jurusan Tari, Karawitan dan Pedalangan
Dia mengatakan, keterbatasan ekonomi keluarganya, terpecahkan melalui Beasiswa Ujung Negeri yang diadakan Universitas Pertamina. Beasiswa ini diberikan Universitas Pertamina kepada putra-putri terbaik dari daerah 3T.
"Di tengah berbagai keterbatasan yang dimiliki, saya selalu berusaha untuk mendapatkan pendidikan berkualitas agar dapat kembali dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah asal saya," papar Angel Naomi.
Semangat yang dimiliki Angel ini dia sebarkan kepada teman-teman seusianya yang belum menyadari pentingnya pendidikan tinggi.
Baca juga: Unsoed Akan Buka Jurusan Tari, Karawitan dan Pedalangan
Bagi Angel dan sebagian besar teman-temannya, melanjutkan pendidikan tinggi seperti sebuah fatamorgana.
"Fasilitas pembelajaran di daerah kami seperti akses listrik dan jaringan internet masih sangat terbatas," beber Angel.
Belum lagi kehadiran badai Seroja tahun ini merusak ribuan gedung sekolah serta infrastruktur pendidikan lainnya di NTT.
Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2020, angka IPM di daerah NTT hanya menyentuh 65,19.
Angka ini jauh tertinggal dari angka nasional Indonesia yang berada di level 71,94. Peningkatan angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), berpotensi meningkatkan angka IPM.
Baca juga: Skill yang Harus Dikuasai Mahasiswa di Dunia Kerja 5 Tahun Mendatang
Angel menambahkan, semangatnya untuk membangun daerah asal semakin terpacu ketika mengikuti serangkaian acara Pekan Orientasi dan Pengenalan Mahasiswa Baru Universitas Pertamina (POP-UP).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.