Semakin sering anak dibentak hingga membuatnya takut, semakin tinggi pula potensi kerusakan pada neuron. Neuron ini berisi “file-file” penting dalam hidup anak.
Baca juga: Aplikasi Ini Bantu Siswa Pecahkan Soal Matematika
2. Anak berpotensi alami stres
Salah kaprah bila orangtua menganggap bahwa memarahi anak saat melakukan kesalahan akan membuat anak menyadari kesalahannya.
Sayangnya, anggapan ini sama sekali tidak benar. Meskipun pada akhirnya anak menjadi patuh, tetapi apa yang anak lakukan adalah wujud ketakutan bukan kesadaran.
Kalimat-kalimat pedas dan keras yang orangtua lontarkan dapat dikategorikan sebagai kekerasan verbal.
Dampak anak sering dimarahi adalah mudah merasa takut, merasa tidak berharga, sedih, kecewa, tidak percaya diri, sulit menentukan keputusan, dan terluka hatinya.
Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi kesehatan mental anak. Jika dilakukan secara terus menerus, bukan tidak mungkin anak akan mengalami stres bahkan depresi.
Dikhawatirkan anak akan mencari pelampiasan untuk menuangkan luapan emosi negatifnya dengan cara-cara yang tidak terpuji seperti menggunakan obat-obatan terlarang.
Baca juga: Sekolah Pelita Harapan Buka Beasiswa bagi Siswa Se-Indonesia, Senilai Rp 33 Miliar
3. Mempengaruhi hubungan orangtua dan anak
Dalam proses belajar mengajar, hubungan yang harmonis antara orangtua dan anak sangatlah penting. Kedekatan anak dengan guru maupun orangtua, membuat anak merasa aman dan nyaman ketika diajarkan, sehingga mudah menyerap pembelajaran yang diajarkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.