Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pentingnya Dukungan Kesehatan Jiwa-Psikososial bagi Peserta Didik

Kompas.com - 25/10/2021, 12:42 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai orangtua, sudah menjadi kewajibannya terus memberikan motivasi dan dukungan kepada anak.

Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini. Sebagian siswa belum bisa masuk sekolah dan masih harus menjalani sekolah online.

Namun bagi satuan pendidikan di daerah berstatus PPKM level 1-3, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sudah memperbolehkan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Tidak hanya sekedar mempersiapkan sarana dan prasarana terkait protokol kesehatan (prokes), penting bagi pihak sekolah dan keluarga untuk memberikan dukungan kejiwaan dan psikososial. Terlebih bagi peserta didik yang mungkin terdampak pandemi Covid-19.

Baca juga: Berikut 5 Skill yang Bakal Meningkat Saat Kuliah S2 

Merangkum dari laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Senin (25/10/2021), mengungkapkan pentingnya dukungan kejiwaan dan psikososial bagi peserta didik.

Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) adalah dukungan jenis apa pun dari luar atau lokal yang bertujuan melindungi atau meningkatkan kesejahteraan psikologis. Atau mencegah serta menangani kondisi kesehatan jiwa dan psikososial.

DKJPS dipakai berbagai pihak untuk merespons kondisi kedaruratan maupun bencana, salah satunya pandemi Covid-19. DKJPS mengintegrasikan pendekatan biologis, psikologis, dan sosiokultural di bidang kesehatan, sosial, pendidikan dan komunitas. 

DKJPS dalam situasi kedaruratan mengedepankan berbagai tingkatan intervensi agar diintegrasikan dalam kegiatan respons pandemi Covid-19. Tingkatan-tingkatan ini disesuaikan dengan spektrum kebutuhan kesehatan jiwa dan psikososial dan digambarkan dalam piramida intervensi.

Baca juga: Mahasiswa, Ini Tips Menyukai Mata Kuliah yang Dibenci

Mulai dari mempertimbangkan aspek sosial dan budaya dalam layanan-layanan dasar. Hingga memberikan layanan spesialis untuk orang-orang dengan masalah kesehatan jiwa dan psikososial yang lebih berat.

Dalam konsep DKJPS, diperkenalkan sebuah piramida intervensi dalam upaya memberikan dukungan kejiwaan dan psikososial. Dukungan ini bisa berupa beberapa hal sebagai berikut ini:

1. Pertimbangan sosial dan layanan dasar keamanan

Dalam kondisi Pandemi Covid-19, orangtua tidak boleh stres terlebih dahulu sehingga mereka bisa memenuhi hak-hak pengasuhan anaknya yang berada di usia sekolah.

Kreativitas orang tua dalam berinteraksi juga mempengaruhi mental anak-anak untuk tetap ceria dan bersedia bergaul dengan orang-orang di sekitarnya. Orangtua juga didorong menggunakan kata-kata positif dalam menjelaskan situasi yang terjadi, sehingga anak tidak merasa stres karena tidak aman.

Baca juga: Adaro Logistics Buka Lowongan Kerja D4/S1, Ayo Daftar

2. Memperkuat dukungan masyarakat dan keluarga

Dalam konteks pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah, lingkungan sekolah harus menjadi ruang yang ramah anak.

Guru sebagai orang terdekat di luar orangtua berperan penting dalam menjaga psikososial peserta didik. Kehadiran guru yang aktif menyapa baik saat melakukan sekolah daring atau luring. Hal ini akan membuat peserta didik merasa terus diperhatikan.

Baca juga: Universitas Brawijaya Peringkat Tiga Kampus Terbaik Versi 4ICU 2021

3. Dukungan nonspesialis terfokus

Lingkungan sekolah dan keluarga juga harus memperhatikan bila terjadi perubahan sikap yang signifikan dari peserta didik. Bila peserta didik nampak murung, tidak bersemangat atau perubahan fisik dan emosional lainnya, keluarga atau pun guru dapat membantu mengarahkan peserta didik untuk berkonsultasi.

Misalnya kepada pihak-pihak nonspesialis yang bisa memberikan bantuan layanan kesehatan jiwa dasar seperti guru BK, dokter layanan kesehatan primer, maupun kader kesehatan.

4. Layanan spesialis

Bila kondisi kejiwaan maupun psikososial peserta didik tidak berangsur membaik, maka pihak sekolah maupun keluarga dapat membantu peserta didik mendapatkan layanan kesehatan spesialis. Seperti perawat kesehatan jiwa, psikolog, psikiater, dan lain-lain.

Pihak sekolah maupun keluarga diharapkan dapat menjangkau bahkan menjalin kerja sama khusus dengan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa terdekat.

Baca juga: Ditjen Dikti Dorong Pengembangan Seni bagi Mahasiswa

Sinergi yang baik antara orangtua, guru, masyarakat, dan pemerintah juga sangat diperlukan demi meminimalisir dampak pandemi Covid-19 pada peserta didik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

Edu
Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Edu
Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

Edu
Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Edu
Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Edu
Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Edu
Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Edu
Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Edu
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Edu
Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Edu
Banyak Gen Z Masih Jadi Pengangguran, BCA Beri Beasiswa dan Pelatihan

Banyak Gen Z Masih Jadi Pengangguran, BCA Beri Beasiswa dan Pelatihan

Edu
Mendikdasmen: Mapel AI dan Coding Mulai Siswa SD Kelas 4-6, Bukan Wajib

Mendikdasmen: Mapel AI dan Coding Mulai Siswa SD Kelas 4-6, Bukan Wajib

Edu
Mendikdasmen Pertimbangkan 2 Opsi Ini untuk Perkuat Perlindungan Guru

Mendikdasmen Pertimbangkan 2 Opsi Ini untuk Perkuat Perlindungan Guru

Edu
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil Lahadalia, Ini Penjelasan MWA UI

Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil Lahadalia, Ini Penjelasan MWA UI

Edu
Cek Biaya Kuliah D3, D4 dan S1 Unpar, Berapa Biaya Prodi Kedokteran?

Cek Biaya Kuliah D3, D4 dan S1 Unpar, Berapa Biaya Prodi Kedokteran?

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau