Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2021, 13:52 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sejak kecil tentu kita sudah dikenalkan dengan bahasa Indonesia. Sebab, bahasa Indonesia adalah bahasa nasional di negara Indonesia.

Namun, bagi siswa sekolah apakah sudah paham asal-usul bahasa Indonesia? Karena itu, penting sekali siswa memahaminya. Berikut ini dijelaskan sejarah singkat bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Informasi dirangkum dari laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Senin (8/11/2021).

Baca juga: Siswa SD, Ini Lho Pentingnya Menggosok Gigi

Bahasa Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar:

  1. bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
  2. berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
  3. menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.

Selain itu, bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

Asal-usul bahasa Indonesia dari bahasa Melayu

Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.

Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna.

Baca juga: Ini Bunyi dan Arti Lambang Sila Pancasila

Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli), tetapi juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.

Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Buddha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.

Sementara informasi dari seorang ahli sejarah China, I-Tsing, yang belajar agama Buddha di Sriwijaya, antara lain menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama:

  • Koen-louen (I-Tsing:63,159)
  • Kou-luen (I-Tsing:183)
  • K’ouen-louen (Ferrand, 1919)
  • Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089)
  • Kun’lun (Parnikel, 1977:91)
  • K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta

Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.

Baca juga: Arti Lambang Pancasila, Siswa Wajib Paham

Digunakan di wilayah Nusantara

Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak semakin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Penerapan Wajib Militer untuk Siswa SMA Jabar Perlu Payung Hukum

Penerapan Wajib Militer untuk Siswa SMA Jabar Perlu Payung Hukum

Edu
Wajib Militer untuk Siswa SMA, Praktisi: Untuk Jangka Pendek, Mungkin Cukup Efektif

Wajib Militer untuk Siswa SMA, Praktisi: Untuk Jangka Pendek, Mungkin Cukup Efektif

Edu
Kapan Penutupan KIP Kuliah 2025?

Kapan Penutupan KIP Kuliah 2025?

Edu
Ini Ketentuan Siswa Eligible Bisa Daftar SNBT 2025, Catat Tanggalnya

Ini Ketentuan Siswa Eligible Bisa Daftar SNBT 2025, Catat Tanggalnya

Edu
Syarat Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Lulusan SMA/SMK Bisa Daftar

Syarat Rekrutmen Bersama BUMN 2025, Lulusan SMA/SMK Bisa Daftar

Edu
Belajar dari Kasus Band Sukatani, P2G: Guru Punya Hak 4 Perlindungan

Belajar dari Kasus Band Sukatani, P2G: Guru Punya Hak 4 Perlindungan

Edu
Cerita Biarawati Sr Colleta, Lulus PPG dari Kampus Islam

Cerita Biarawati Sr Colleta, Lulus PPG dari Kampus Islam

Edu
Siswa SMA Tertangkap Tawuran dan Balap Liar, Dedi Mulyadi: Kita Akan Masukkan Wajib Militer

Siswa SMA Tertangkap Tawuran dan Balap Liar, Dedi Mulyadi: Kita Akan Masukkan Wajib Militer

Edu
Tepis Stigma Generasi Stroberi, Siswa BINUS SCHOOL Serpong Buktikan Ketangguhan dengan School Production

Tepis Stigma Generasi Stroberi, Siswa BINUS SCHOOL Serpong Buktikan Ketangguhan dengan School Production

Edu
Rencana Wajib Militer untuk Siswa SMA Jabar, Ini Respon Orangtua

Rencana Wajib Militer untuk Siswa SMA Jabar, Ini Respon Orangtua

Edu
Diskusi Ilmiah Unika Atma Jaya: Kunjungan Paus Fransiskus Jadi Momen Bangun Jembatan Persaudaraan

Diskusi Ilmiah Unika Atma Jaya: Kunjungan Paus Fransiskus Jadi Momen Bangun Jembatan Persaudaraan

Edu
Solusi Meningkatkan Minat Siswa Belajar Sains Ala Wakil Dekan FMIPA UGM

Solusi Meningkatkan Minat Siswa Belajar Sains Ala Wakil Dekan FMIPA UGM

Edu
Mapel AI dan Coding di Sekolah, Dosen Unair: Masih Hadapi Tantangan Besar

Mapel AI dan Coding di Sekolah, Dosen Unair: Masih Hadapi Tantangan Besar

Edu
Polimedia dan TIKA Jalin Kolaborasi Bangun Pusat Inovasi Kemasan Berkelanjutan

Polimedia dan TIKA Jalin Kolaborasi Bangun Pusat Inovasi Kemasan Berkelanjutan

Edu
Unnes Buka Seleksi Mandiri Prestasi 2025, Tanpa Uang Pangkal dan UKT Tertinggi Rp 1 Juta

Unnes Buka Seleksi Mandiri Prestasi 2025, Tanpa Uang Pangkal dan UKT Tertinggi Rp 1 Juta

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau