Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliah Tamu ITS Bahas Karbon Aktif untuk Tangkal Polutan Udara

Kompas.com - 29/11/2021, 11:11 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Selama ini, karbon aktif biasa digunakan untuk mengurangi polutan Volatile Organic Compound (VOC) di udara bebas akibat aktivitas sektor industri bahan bakar fosil.

Hal itu diungkapkan Prof. Hsing-Cheng Hsi, PhD., dari National Taiwan University pada kuliah tamu Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bertajuk 'Recent Air Issues in Air Pollution and Control Technologies'.

Menurut Hsi, karbon aktif dipilih karena memiliki kemampuan adsorpsi atau penyerapan partikel yang sangat baik, termasuk partikel VOC. Partikel yang diserap nantinya akan tertahan ke dalam pori-pori karbon.

Baca juga: Beton Ramah Lingkungan Ini Hasil Inovasi Mahasiswa ITS

"Pori-pori karbon yang sangat luas ini mampu menyaring dan menahan partikel dalam berbagai ukuran, mulai dari yang kecil hingga besar," ujarnya dikutip dari laman ITS, Minggu (28/11/2021).

Pembuatan karbon aktif

Dikatakan, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan karbon aktif agar bisa digunakan dengan maksimal sesuai fungsinya. Tiga hal tersebut yaitu:

1. meningkatkan kapasitas dan kinetik adsorpsi

2. meningkatkan daya pelepasan partikel oleh karbon (desorpsi)

3. mengembalikan fungsi karbon secara efektif serta efisien

Tak hanya itu saja, peningkatan kapasitas adsorpsi karbon bisa dilakukan dengan cara menciptakan karbon berpermukaan luas. Sedangkan kinetik adsorpsi yang baik, menurutnya bisa didapat melalui upaya pengaturan ukuran karbon dan pori-porinya secara keseluruhan.

Selain itu, kapasitas dan kinetik adsorpsi yang baik harus disertai dengan daya desorpsi yang baik pula. Sebab, jika daya desorpsi berhasil melepaskan VOC dari karbon dengan sangat baik, maka karbon bisa digunakan kembali pada keadaan yang baik serta pori-pori yang kosong.

Lebih lanjut, Hsi menjelaskan beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mendukung daya desorpsi karbon, seperti:

1. steam regeneration

2. electrothermal swing system

3. microwave swing adsorption

"Pemilihan teknik yang tepat dan efektif akan mempengaruhi kembalinya fungsi karbon seperti semula," terangnya.

Hsi menyatakan bahwa berbagai upaya untuk mengurangi VOC melalui teknologi terkini harus terus diteliti dan diterapkan.

Baca juga: Mahasiswa Undip Inovasi Sabun Antiseptik Covid-19 dari Ampas Teh

Bersama pemerintah Taiwan, kini dirinya terus berupaya mengembangkan metode-metode terkait adsorben karbon yang bisa mengurangi polutan VOC.

"Semoga ke depannya, Indonesia dengan industri fosilnya yang masif bisa bersama-sama memerangi VOC, salah satunya dengan pertukaran ilmu seperti ini," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Banyak Kecurangan UTBK SNBT 2025, Orientasi Pendidikan Perlu Ditata Ulang

Banyak Kecurangan UTBK SNBT 2025, Orientasi Pendidikan Perlu Ditata Ulang

Edu
Kurikulum dan Magang Jadi Kunci Mahasiswa Arsitektur PresUniv Cepat Terserap Pasar Kerja

Kurikulum dan Magang Jadi Kunci Mahasiswa Arsitektur PresUniv Cepat Terserap Pasar Kerja

Edu
Prof. Adnan Hamid Dilantik jadi Pejabat Sementara Rektor UP

Prof. Adnan Hamid Dilantik jadi Pejabat Sementara Rektor UP

Edu
Besok Presiden Prabowo Akan Umumkan Kebijakan Pendidikan

Besok Presiden Prabowo Akan Umumkan Kebijakan Pendidikan

Edu
Kapan Pendaftaran SPMB 2025 Dimulai? Cek Jadwal Lengkapnya

Kapan Pendaftaran SPMB 2025 Dimulai? Cek Jadwal Lengkapnya

Edu
Mengapa Tanggal 2 Mei Diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional?

Mengapa Tanggal 2 Mei Diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional?

Edu
Guru Besar UI Ungkap Tantangan Krusial dan Solusi Pembangunan Ekonomi Biru Indonesia

Guru Besar UI Ungkap Tantangan Krusial dan Solusi Pembangunan Ekonomi Biru Indonesia

Edu
Prabowo Akan Umumkan Besaran Bantuan Guru Honorer saat Hardiknas 2025

Prabowo Akan Umumkan Besaran Bantuan Guru Honorer saat Hardiknas 2025

Edu
PPM Manajemen Dukung 'The Asian Banker Summit 2025' untuk Percepatan Transformasi AI Sektor Keuangan

PPM Manajemen Dukung "The Asian Banker Summit 2025" untuk Percepatan Transformasi AI Sektor Keuangan

Edu
Beasiswa Adaro Foundation 2025 Masih Buka, Raih Rp 850.000 Per Bulan

Beasiswa Adaro Foundation 2025 Masih Buka, Raih Rp 850.000 Per Bulan

Edu
Abdul Mu'ti Jadi Menteri Berperforma Tertinggi, Guru: Zaman Sebelumnya, Cukup Tertutup

Abdul Mu'ti Jadi Menteri Berperforma Tertinggi, Guru: Zaman Sebelumnya, Cukup Tertutup

Edu
Mendikdasmen Abdul Mu'ti Jadi Menteri dengan Performa Tertinggi Versi IndoStrategi

Mendikdasmen Abdul Mu'ti Jadi Menteri dengan Performa Tertinggi Versi IndoStrategi

Edu
Dedi Mulyadi Ingin Masukkan Anak Nakal ke Barak Militer, Perhimpunan Guru Beri Catatan

Dedi Mulyadi Ingin Masukkan Anak Nakal ke Barak Militer, Perhimpunan Guru Beri Catatan

Edu
Menderita Aritmia, Rasyiida Pakai Alat Pacu Jantung Saat Ikut UTBK SNBT 2025

Menderita Aritmia, Rasyiida Pakai Alat Pacu Jantung Saat Ikut UTBK SNBT 2025

Edu
Mendikdasmen Siapkan 2 Skema untuk Cegah Siswa Menyontek di Sekolah

Mendikdasmen Siapkan 2 Skema untuk Cegah Siswa Menyontek di Sekolah

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau