Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2021, 12:26 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Hingga kini, masyarakat masih tergantung pada pestisida sintetik. Padahal, banyak alternatif pestisida yang ramah lingkungan dan relatif aman.

Menurut Guru Besar IPB University dari Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Prof. Dadang Hermana, aplikasi pestisida biologi dan nabati yang tepat, efektif, dan efisien bisa untuk pengendali hama.

Hanya, ia mengatakan masyarakat tidak boleh salah persepsi, pestisida biologi dan nabati sebenarnya sangat berbeda. Karena kebanyakan kedua pestisida ini disalahartikan.

Baca juga: Alumnus IPB Bagikan Cerita Saat Magang Hortikultura di Amerika dan Belanda

"Pestisida biologi melibatkan penggunaan mikroorganisme secara utuh. Baik bakteri, cendawan, nematoda, dan mikroorganisme lainnya," ujarnya seperti dikutip dari laman IPB, Minggu (5/12/2021).

"Di lain sisi, pestisida nabati menggunakan ekstrak tumbuhan atau senyawa kimia dalam tumbuhan sebagai bahan aktif," imbuhnya.

Tergantung bahan yang digunakan

Dijelaskan, proses ekstraksi senyawa kimia dari tanaman sangat tergantung pada bahan yang digunakan.

Karena tidak semua senyawa kimia tumbuhan larut dalam air atau etanol. Hal ini berkaitan erat dengan pelarut yang digunakan.

Menurutnya, pestisida nabati memberikan aktivitas biologi yang bukan hanya mematikan hama. Pestisida ini juga bisa menekan produksi telur hama dan mengganggu pergantian kulit.

Namun keinginan masyarakat pada umumnya ingin membasmi hama secara menyeluruh. Padahal dalam beberapa waktu kemudian, penggunaan pestisida nabati juga akan menurunkan jumlah hama secara bertahap.

Namun, hal terpenting dalam proses ekstraksi tumbuhan adalah efisiensi. Ekstraksi bahan tanaman dianjurkan tidak berlebihan dan melebihi kebutuhan. Penggunaan ekstrak tanaman yang berlebih akan menimbulkan kemungkinan keracunan pada tanaman atau fitotoksik.

Baca juga: Webinar IPB: Ini 5 Langkah Menolong Korban Kekerasan Seksual

"Penggunaan ini merupakan peluang kita untuk menggunakan pestisida nabati ini, pertama karena adanya efek samping penggunaan insektisida sintetik," ungkapnya.

Adapun penggunaan pestisida nabati merupakan solusi alternatif insektisida yang lebih ramah lingkungan. Tindakan ini sebagai implementasi teknologi PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang lebih berwawasan lingkungan.

Lebih lagi karena adanya permintaan pasar terhadap produk organik dan isu-isu internasional yang berkaitan dengan residu pestisida.

"Misalnya bila penggunaan pestisida sintetik dua minggu sebelum panen dihentikan, pertanyaannya apakah akan aman bila dua minggu dibiarkan. Tentunya pengendalian ini dapat kita tukar dengan penggunaan pestisida nabati yang lebih mudah terdegradasi sehingga ketika diekspor residunya akan rendah," ungkap Prof. Dadang.

Relatif ramah lingkungan

Dikatakan, banyak peluang yang dapat digali dari penggunaan pestisida ini. Proses eksplorasi bahan tanaman dapat memanfaatkan berbagai tanaman lokal dan tanaman yang dikenal berkhasiat sebagai obat.

Aspek ekologi juga dapat dijadikan dasar dalam ekplorasi bahan tanaman. Formulasi pestisida ini harus diperhatikan dengan baik agar dapat memastikan kemudahan aplikasi dan keamanan produknya.

Sedangkan jenis pestisida biologi, bekerja secara spesifik dan cara kerjanya bergantung pada jenis mikroogranismenya. Umumnya membutuhkan waktu lebih lama untuk mematikan inang.

Meski demikian, pestisida ini relatif ramah lingkungan, efisien dan dapat bersinergi dengan strategi PHT lainnya.

Baca juga: Untuk Tangani Covid, Menkes: Peneliti Bisa Ciptakan Terobosan dengan Tanaman Obat

“Jika ingin membuat (pestisida biologi) buatlah Standar Operasional Prosedur (SOP) yang benar karena nanti akan berhubungan dengan konsistensi produk. Jadi formulasinya baik, efikasinya baik, dan keamanannya baik," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com