Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jerome Polin Sekolah Bareng "Crazy Rich" hingga Kuliah ke Jepang

Kompas.com - 17/12/2021, 14:18 WIB
Dian Ihsan

Penulis

Sekarang ini, dia menyebut Menteri Nadiem sudah bagus menjalankan bangku kepemimpinannya, seperti baru-baru ini menindak kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi.

"Jadi yang semua program yang sedang diusahakan sama pak Nadiem, aku setuju banget, seperti program menindak kekerasan seksual itu," jelas dia.

Jam masuk sekolah di Indonesia terlalu pagi

Jerome Polin mengaku jam masuk sekolah di Indonesia terlalu pagi.

"Itu yang saya garis bawahi, peta pendidikan di Indonesia, yang masih saya garis bawahi adalag cepatnya masuk jam sekolah," ucap Jerome.

Baca juga: Per 1 Desember 2021, PTN Tidak Boleh Angkat Dosen Tetap Non-PNS

Dia mencontohkan, masuk sekolah di Jepang saja jam 8 atau 9 pagi. Sedangkan di Indonesia, masuk sekolahnya jam 06.30 WIB atau setengah 7 pagi.

"Jadi bangunnya harus jam setengah 5 pagi, kalau masuknya jam 06.30 WIB, kalau rumah jauh dari sekolah ya berangkatnya jam 05.30 WIB," tegas dia.

Selain jam masuk sekolah terlalu pagi, sebut dia, pulangnya sekolahnya juga terlalu sore.

"Akibatnya, siswa-siswa di negeri ini tidak mudah mengeksplor diri sendiri, mereka tidak bisa lakukan itu," jelas dia.

Memang, lanjut dia, sangat dilema untuk sekolah di Indonesia.

"Jika dibanding sekolah di Finlandia, siswa-siswa di sana sadar akan terus belajar, minat belajarnya tinggi-tinggi, sehingga di luar sekolah mereka juga belajar, baca buku, dan sebagainya," ungkap dia.

Ditambah lagi, anak-anak sekolah di sini pemikirannya sudah berubah, tidak lagi memiliki cita-cita untuk menjadi dokter, presiden, dan lainnya.

"Sekarang pada mau jadi TikTokers, karena memang ada duitnya kalau untuk jadi itu," ujarnya.

Meski memang ada duitnya, untuk menjadi TikTokers yang dikenal banyak orang perlu pengorbanan besar.

Baca juga: Jadwal Libur Sekolah Periode Nataru di DKI Jakarta dan Jawa Barat

"Tidak tiba-tiba langsung besar. Memang kalau dilihat, TikTokers yang sudah gede-gede, mereka dapat endorse dan bisa traveler kemana-mana, tapi mereka menjadi itu butuh pengorbanan yang besar. Jadi susah banget," tutup Jerome Polin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau