Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar Unpad Ungkap Berkah di Balik Bahaya Gunung Berapi

Kompas.com - 17/01/2022, 10:05 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia.

Salah satu faktor gunung berapi banyak terdapat di Indonesia karena letaknya yang berada di atas tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Australia, dan Pasifik.

Di beberapa peristiwa, letusan gunung berapi di Indonesia juga menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.

Namun, keberadaan gunung berapi tidak hanya mendatangkan bencana, tapi juga berkah bagi masyarakat.

Baca juga: Rajawali Nusindo Buka Lowongan Kerja S1 Fresh Graduate, Yuk Daftar

Berkah dari gunung berapi

Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Nana Sulaksana, di balik potensi bahaya yang ditimbulkan dari aktivitas gunung api, ada berkah yang bisa dimanfaatkan manusia ataupun makhluk hidup lainnya.

Prof. Nana menerangkan, berkah pertama adalah sumber regenerasi tanah. Endapan vulkanik pasca-erupsi merupakan penyubur wilayah pertanian.

"Kalau tidak ada gunung api, tidak ada peremajaan kepada tanah di sekitarnya," kata Prof. Nana saat menjadi pembicara pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu 'Berkah dan Bencana Gunung Api', dikutip dari laman resmi Unpad, Senin (17/1/2022).

Baca juga: Ikut SNMPTN 2022? Intip Prodi Paling Diminati di Undip

Prof. Nana mengungkapkan, selain itu, ada berkah lain yang bisa dirasakan masyarakat. Gunung berapi berperan sebagai penyedia komoditas air.

Gunung api menghasilkan air cukup banyak dan bisa dimanfaatkan secara langsung. Bahkan, komoditas air tersebut banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum kemasan. Hal ini karena air di wilayah gunung berapi sudah kaya akan mineral.

"Lain kalau di wilayah kapur dan sedimen, sudah pasti harus diolah dulu," beber Prof. Nana.

Banyak terkandung mineral yang dimanfaatkan manusia

Selain itu, gunung api juga memiliki banyak kandungan mineral yang dapat ditambang dan dimanfaatkan bagi aktivitas manusia.

Baca juga: Dokter RSND Undip: Ini Keluhan Mata pada Lansia dan Tips Menjaganya

Di sisi lain, kawasan ini menyimpan energi panas bumi yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan energi panas bumi.

Manfaat lainnya adalah sebagai lokasi wisata untuk menambah pendapatan masyarakat hingga berperan dalam membentuk peradaban.

Sejarah mencatat, beberapa kerajaan Nusantara berada di kaki gunung berapi. Peninggalan artefak seperti candi atau prasasti sebagian besar menggunakan sumber batu dari material gunung api.

Prof. Nana menambahkan, kendati sering disebut sebagai bencana, erupsi gunung api adalah proses keseimbangan alamiah yang sudah terjadi ratusan tahun lalu. Oleh karena itu, aktivitas manusia di kawasan rawan bencana gunung api tetap harus mengedepankan mitigasi.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: Ini Kaitan Adopsi Spirit Doll dan Kesehatan Jiwa

Sehingga, aktivitas pemantauan, penelitan, dan sosialisasi mitigasi gunung api ke masyarakat harus rutin dilakukan.

"Erupsi gunung api adalah siklus alam yang harus terjadi agar bumi harmoni dan layak dihuni," tandas Prof. Nana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Cek 2 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan, Bisa Kuliah Gratis

Edu
Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Tunjangan Insentif Guru Non-ASN di RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Cek Kriterianya

Edu
Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Tren Pekerjaan yang Akan Melejit dan Merosot di Tahun 2030

Edu
Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Kecurangan UTBK SNBT 2025 dan Robohnya Integritas, Perlu Ganti Sistem?

Edu
Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Dibuka 3 Batch, Ini Kriteria Guru yang Bisa Ikut

Edu
Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Program Wajib Belajar 13 Tahun Akan Diatur dalam RUU Sisdiknas

Edu
Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Guru Besar Pertama Polimedia Tegaskan Peran Penting Pendidikan Pancasila di Era Digital

Edu
Mahasiswi FK Unhas jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Mahasiswi FK Unhas jadi Joki UTBK, Punya IPK Tinggi dan Peserta Olimpiade Sains

Edu
Beasiswa 'Fully Funded' LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Beasiswa "Fully Funded" LPDP-UIII 2025 untuk Kuliah S3 Dibuka, Ada 4 Pilihan Prodi

Edu
Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Dedi Mulyadi Akan Jemput Anak Tak Patuh, Orangtua: Mau Dibawa ke Mana?

Edu
Akademisi Minta Pemerintah Lindungi Hak Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan

Akademisi Minta Pemerintah Lindungi Hak Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan

Edu
Pendaftaran Pendidikan Profesi Guru Tertentu 2025 Dibuka, Cek Alurnya

Pendaftaran Pendidikan Profesi Guru Tertentu 2025 Dibuka, Cek Alurnya

Edu
Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Batch 1 Dimulai, Peserta Capai 325.000

Seleksi PPG Guru Tertentu 2025 Batch 1 Dimulai, Peserta Capai 325.000

Edu
SPMB 2025 Dimulai Mei, Simak Syarat Daftarnya untuk Semua Jalur

SPMB 2025 Dimulai Mei, Simak Syarat Daftarnya untuk Semua Jalur

Edu
Ukrida Gelar Wisuda Ke-67, Tegaskan Komitmen Pendidikan Tinggi Berdampak bagi Masyarakat

Ukrida Gelar Wisuda Ke-67, Tegaskan Komitmen Pendidikan Tinggi Berdampak bagi Masyarakat

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau