KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia.
Salah satu faktor gunung berapi banyak terdapat di Indonesia karena letaknya yang berada di atas tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Australia, dan Pasifik.
Di beberapa peristiwa, letusan gunung berapi di Indonesia juga menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.
Namun, keberadaan gunung berapi tidak hanya mendatangkan bencana, tapi juga berkah bagi masyarakat.
Baca juga: Rajawali Nusindo Buka Lowongan Kerja S1 Fresh Graduate, Yuk Daftar
Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Nana Sulaksana, di balik potensi bahaya yang ditimbulkan dari aktivitas gunung api, ada berkah yang bisa dimanfaatkan manusia ataupun makhluk hidup lainnya.
Prof. Nana menerangkan, berkah pertama adalah sumber regenerasi tanah. Endapan vulkanik pasca-erupsi merupakan penyubur wilayah pertanian.
"Kalau tidak ada gunung api, tidak ada peremajaan kepada tanah di sekitarnya," kata Prof. Nana saat menjadi pembicara pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu 'Berkah dan Bencana Gunung Api', dikutip dari laman resmi Unpad, Senin (17/1/2022).
Baca juga: Ikut SNMPTN 2022? Intip Prodi Paling Diminati di Undip
Prof. Nana mengungkapkan, selain itu, ada berkah lain yang bisa dirasakan masyarakat. Gunung berapi berperan sebagai penyedia komoditas air.
Gunung api menghasilkan air cukup banyak dan bisa dimanfaatkan secara langsung. Bahkan, komoditas air tersebut banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum kemasan. Hal ini karena air di wilayah gunung berapi sudah kaya akan mineral.
"Lain kalau di wilayah kapur dan sedimen, sudah pasti harus diolah dulu," beber Prof. Nana.
Selain itu, gunung api juga memiliki banyak kandungan mineral yang dapat ditambang dan dimanfaatkan bagi aktivitas manusia.
Baca juga: Dokter RSND Undip: Ini Keluhan Mata pada Lansia dan Tips Menjaganya
Di sisi lain, kawasan ini menyimpan energi panas bumi yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan energi panas bumi.
Manfaat lainnya adalah sebagai lokasi wisata untuk menambah pendapatan masyarakat hingga berperan dalam membentuk peradaban.
Sejarah mencatat, beberapa kerajaan Nusantara berada di kaki gunung berapi. Peninggalan artefak seperti candi atau prasasti sebagian besar menggunakan sumber batu dari material gunung api.
Prof. Nana menambahkan, kendati sering disebut sebagai bencana, erupsi gunung api adalah proses keseimbangan alamiah yang sudah terjadi ratusan tahun lalu. Oleh karena itu, aktivitas manusia di kawasan rawan bencana gunung api tetap harus mengedepankan mitigasi.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: Ini Kaitan Adopsi Spirit Doll dan Kesehatan Jiwa
Sehingga, aktivitas pemantauan, penelitan, dan sosialisasi mitigasi gunung api ke masyarakat harus rutin dilakukan.
"Erupsi gunung api adalah siklus alam yang harus terjadi agar bumi harmoni dan layak dihuni," tandas Prof. Nana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.