Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITB Pantau Risiko Penularan Covid-19 di Kampus Melalui Aplikasi Ini

Kompas.com - 22/01/2022, 10:31 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com – Sejumlah perguruan tinggi telah membuka kembali kegiatan perkuliahan. Untuk mencegah penularan Covid-19 selama kegiatan kuliah tatap muka, masing-masing perguruan tinggi memiliki kebijakan berbeda.

Institut Teknologi Bandung (ITB) termasuk perguruan tinggi yang telah membuka kembali kampus untuk kegiatan akademik.

Untuk memantau penyebaran Covid-19, ITB menyediakan aplikasi bernama AMARI atau aplikasi Mawas Diri Corona Virus Disease 2019.

Pada tahun 2021 lalu, tim AMARI ITB melakukan beberapa upaya guna pencegahan penularan Covid-19 di lingkungan ITB.

Baca juga: Dua Dosen IPB Masuk dalam Top 100 Ilmuwan Indonesia

Self-questionnaire jadi syarat masuk kampus ITB

Seperti tele-medicine (bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran), tele-edukasi, dan pengadaan self-questionnaire untuk self-awareness responden terkait kondisinya.

"Dari tiga kegiatan tersebut, saya bertugas untuk melakukan analisis spasial dari data yang terkumpul. Khususnya dari self-questionnaire yang menjadi syarat masuk ke kampus ITB," jelas Teguh, salah satu tim AMARI ITB seperti dikutip dari laman ITB, Sabtu (22/1/2022).

Menurut Teguh, hasil analisa ini kemudian dapat dijadikan acuan bagi pihak yang berkepentingan. Seperti rektorat untuk melihat perilaku aktivitas kampus pada level gedung.

Hal ini berkaitan dengan regulasi pembatasan aktivitas (salah satunya adalah pembatasan jumlah orang yang beraktivitas di tempat yang sama).

Baca juga: Simak 4 Tips Memilih Jurusan Kuliah yang Tepat dari Ditjen Dikti

Cegah terjadi kluster di ITB

Melalui aplikasi AMARI ITB, memberikan informasi gedung-gedung mana di ITB dengan indikasi aktivitas tinggi atau rendah. Sehingga dapat mengestimasi tingkat risiko penularan Covid-19 pada satu gedung akibat tingginya aktivitas di sana.

Di sisi lain, informasi ini juga bermanfaat untuk pengaturan kebijakan di ITB terkait efektivitas peraturan yang sudah dikeluarkan.

Teguh mengatakan, untuk tahun 2022 ini, hal serupa masih akan tetap dilakukan walaupun dengan banyak penyesuaian.

Meski program vaksinasi sudah berjalan dengan baik, tetapi masa pandemi Covid-19 masih belum berakhir dan masih berpotensi untuk kembali merebak.

Baca juga: Fenomena Trilingual di Media Sosial, Begini Tanggapan Pakar Bahasa UNS

 

Sehingga protokol kesehatan Covid-19 masih harus terus dilakukan, khususnya pada masa perkuliahan hybrid (bauran) yang saat ini sudah mulai dilakukan.

Dia menekankan, meskipun kondisi pandemi Covid-19 masih berlangsung, dia berharap ke depannya tentu saja tidak terjadi clustering di ITB sehingga pihak perguruan tinggi harus tetap waspada.

"Format kuisioner dan pola kerja tim AMARI akan terus disesuaikan dengan perkembangan situasi Covid-19 dan juga berorientasi pada responden," tandas Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau