KOMPAS.com - Sebelum ada telepon seluler (ponsel) yang canggih saat ini, dulu manusia juga punya alat untuk berkomunikasi. Tetapi masih sangat sederhana atau tradisional.
Jadi, alat komunikasi itu telah melewati sejarah yang panjang. Dari alat tradisional itu juga dapat untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Namun tentu jangkauannya sangat sempit.
Bagi siswa sekolah yang sedang belajar mengenai alat komunikasi tradisional, maka harus paham dulu pengertian dari alat komunikasi tradisional.
Baca juga: Siswa, Ini Klasifikasi Jalan Menurut Fungsi dan Statusnya
Melansir laman Gramedia, alat komunikasi tradisional adalah media sederhana yang digunakan selama proses transmisi pesan oleh pengirim (komunikator) ke penerima (komunikan).
Biasanya alat komunikasi tradisional masih memakai metode yang manual. Hal ini dikarenakan belum ditemukannya teknologi pada masa tersebut.
Selain itu, alat komunikasi tradisional memiliki jangkauan yang terbatas. Penggunaanya hanya pada ruang lingkup lokal saja. Selain itu, persebaran informasi dengan alat komunikasi tradisional tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat.
Berikut ini 11penjelasan macam alat komunikasi tradisional:
1. Asap
Ternyata, asap pernah dimanfaatkan leluhur sebagai alat komunikasi tradisional. Dalam buku Dunia Komunikasi dan Gadget, Syerif Nurhakim menuliskan bahwa asap adalah salah satu alat komunikasi tradisional yang digunakan oleh masyarakat di beberapa belahan dunia seperti suku Indian di Amerika, bangsa Yunani, dan para tentara pada zaman Cina Kuno.
Kepulan asap yang bentuknya unik merupakan penanda dengan makna tertentu yang hanya dipahami kedua belah pihak, baik pengirim maupun penerima pesan.
Baca juga: Siswa, Ini 3 Pahlawan Nasional dari Aceh
Sayangnya, asap sebagai alat komunikasi tradisional memiliki banyak kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah sifat asap yang tidak dapat bertahan lama, sementara penerima pesan harus terus dapat mengingat kode yang dikirimkan.
Kelemahan yang lain terletak pada bentuk kepulan asap yang mudah berubah sehingga berpotensi membuat penerima pesan keliru dalam menerjemahkan informasi yang diterima.
2. Lukisan Prasejarah
Pada 13 Januari 2021 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dan Universitas Griffith Australia mempublikasikan hasil riset kerja sama dalam jurnal Science Advances bahwa gambar babi yang ditemukan di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan berusia minimum 45.500 tahun.
Usia lukisan tersebut diketahui melalui metode Uranium-series yang membutuhkan sampel batuan dalam ornamen gua. Lukisan ini bahkan diklaim sebagai lukisan purba tertua di dunia.