Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Melatih Anak Mengelola Emosi agar Tidak Mudah Tantrum

Kompas.com - 01/03/2022, 15:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dari situ, orangtua bisa menyampaikan permintaan maaf dan menjelaskan alasannya pulang terlambat dengan asertif. Hal ini dilakukan agar anak bisa mengontrol emosinya apabila sewaktu-waktu orangtua pulang larut lagi.

Baca juga: Akademisi IPB: Kelekatan Orangtua dan Anak Jadi Hal Penting

2. Ajarkan berbagai ekspresi dari emosinya

Pada tahap perkembangan awal, anak belum bisa mengekspresikan emosinya dengan banyak cara. Ada anak-anak yang terus menangis untuk mengekspresikan sesuatu. Orangtua pasti bingung meresponsnya.

Karena itulah, penting untuk mengajarkan anak berbagai ekspresi dari emosi yang dirasakan.

Di sini, orangtua harus mengajarkan pada anak ekspresi emosi yang sehat, tidak merusak, tidak membahayakan, dan baik bagi dirinya maupun orang lain.

Karena, ada kasus bahwa, anak laki-laki di usia TK mencium teman perempuannya. Sontak hal ini memunculkan kegaduhan di sekolah. Untungnya, pihak sekolah langsung mencari tahu permasalahan yang terjadi dengan mendatangkan psikolog.

Dari sesi konseling itu, diketahui bahwa anak tersebut biasa mengekspresikan rasa bahagia di rumah dengan mencium ibunya.

Hal tersebut sebenarnya wajar, tapi persoalannya adalah tak semua orang bisa menerima ekspresi tersebut. Oleh karena itu, orangtua juga harus mengajarkan alternatif ekspresi lain, misalnya dengan memberikan hadiah atau mengungkapkan secara lisan.

Orangtua juga perlu merenungkan apakah selama ini sudah tepat mengajarkan anak berbagai ekspresi emosi dengan lebih sehat dan tidak mengganggu lingkungan. Jika belum, kembali evaluasi dan ajarkan pengungkapan yang baik.

Baca juga: 4 Tips Cegah Anak Bersikap Agresif dari Dosen UK Maranatha

3. Relaksasi untuk mengendalikan emosi negatif

Relaksasi akan membantu seseorang menurunkan emosi negatif. Jika sedang marah, ajak anak untuk duduk dan mengatur napasnya. Tarik napas perlahan lalu hembuskan.

Dengan hal tersebut, akan ada banyak oksigen yang masuk sehingga pikiran bisa menjadi lebih fresh. Selain itu, otot-otot tubuh pun akan lebih rileks.

Demikian sejumlah tips untuk membantu anak melatih pengelolaan emosi agar tidak meledak-ledak. Hal penting yang tidak kalah untuk dipahami adalah anak belajar dari orang-orang terdekatnya.

Orangtua, lingkungan rumah, teman sebaya, dan sekolah memiliki peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku anak.

Dengarkan lebih lanjut penjelasan Pariman, Founder dan Konselor di Psikologi Menjawab, dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk “Seberapa Jauh Orangtua dapat Menanamkan Ambisinya Pada Anak” di Spotify atau akses melalui tautan berikut https://spoti.fi/3sS4zzP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com