Alumni SMKN 7 Yogyakarta ini diterima di UNY melalui jalur seleksi mandiri ujian tulis satu tahun setelah lulus SMK atau gap year.
Anak pertama pasangan Wartadi seorang buruh catering dan Wiwik seorang ibu rumah tangga tersebut diterima di prodi Pendidikan Luar Biasa FIP UNY.
Wiwik mengatakan, dia mendukung keinginan anak pertamanya untuk kuliah dan tentang biaya akan dicarikan solusi bersama.
Memang sudah menjadi rezeki Devita, selama kuliah dia memperoleh bantuan pendidikan dari suatu lembaga di kawasan tempat tinggalnya.
"Yang membuat saya sangat bersyukur dan semakin percaya jalan keluar selalu ada selama kita yakin pada tindakan yang diambil. Lembaga tersebut selain memberikan saya bantuan finansial juga selalu memberikan bantuan psikologis, seperti memberi semangat dan mendengarkan keluh kesah yang saya alami selama perkuliahan," terang dia.
Bantuan Pendidikan tersebut berhenti pada saat Devita berusia 22 tahun. Atas izin Allah SWT, kemudian dia memperoleh bantuan pada akhir semester tujuh.
Baca juga: Sosok Rizki Pernah Korban Bullying, Kini Lulusan UNY dengan IPK 3,96
Devita memperoleh beasiswa Afirmasi Pendidikan Difabel yang membantunya dalam penyelesaian program studi.
Beasiswa tersebut diperoleh selama 3 semester. Atas beasiswa itu, Devita tidak perlu memikirkan biaya untuk melunasi tagihan UKT golongan 4 sebesar Rp 3,145 juta.
Selama masa perkuliahan Devita tidak menemui banyak kendala.
"Perasaan minder yang muncul terkadang adalah karena saya difabel namun saya tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman mengenai difabel yang lain yang membuat saya merasa tidak mengetahui apapun tentang kondisi yang saya alami," tegas dia.
Namun berkat kuliah di Pendidikan Luar Biasa inilah, dia mengetahui dan memahami banyak hak-hak yang seharusnya diperoleh siswa yang mungkin pada saat sekolah harusnya memperoleh hak-hak itu.
Di mana pada saat magang atau mengajar, keberadaannya dapat menjadi motivasi siswa atau orangtua yang lain, bahwa kondisi disabilitas itu hanya cangkang.
"Saya memiliki teman-teman yang dengan tulus berteman dengan saya tanpa memandang kondisi yang saya miliki, sehingga meskipun saya disabilitas dan bersekolah di sekolah umum saya dapat memperoleh pendidikan dan dapat bersosialisasi dengan teman teman yang lain tanpa masalah," terangnya.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Devita masih mampu meraih IPK 3,50 sampai lulus dari UNY.
Dia berharap, ke depannya dapat segera memperoleh pekerjaan yang sesuai, seperti masuk dapodik, ikut PPG dalam jabatan atau masuk PPPK.
Baca juga: SNMPTN 2022 Ditutup, Ini 15 PTN Penerima Terbanyak Peserta di 2021
Hal ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu, kesetaraan gender, dan pengentasan kemiskinan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.