Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim UP Kembangkan Baterai Mobil Listrik Berbasis Sodium dan Aluminium

Kompas.com - 07/03/2022, 12:39 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan listrik di tengah masyarakat Indonesia.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, hingga November 2021 jumlah kendaraan listrik di Indonesia mencapai 14.400 unit.

Dalam Grand Strategi Energi Nasional menargetkan, pada tahun 2030 mendatang jumlah mobil listrik di Indonesia akan mencapai angka 2 juta unit, dan motor listrik sekitar 13 juta unit.

Salah satu komponen penting dalam perakitan kendaraan listrik adalah baterai lithium-ion. Hal ini juga telah disebutkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Baca juga: Alpukat Bisa Turunkan Kolesterol dan Darah Tinggi? Ini Kata Pakar IPB

Sodium dan aluminium jadi bahan baterai pengganti lithium

Baterai jenis ini diklaim unggul dari sisi usia pakai dan proses pengisian daya yang lebih cepat. Namun baterai lithium-ion memakan biaya besar. 

Tim peneliti Program Studi Teknik Mesin Universitas Pertamina (UP) Sylvia Ayu Pradanawati menawarkan solusi pemanfaatan sodium dan aluminium sebagai bahan baku utama pembuatan baterai pengganti lithium.

Menurut dia, selama satu tahun terakhir, tim melakukan pengembangan baterai dengan cara menggantikan elektrolit cair menjadi polimer elektrolit berbahan baku sodium dan aluminium.

Selain untuk mendapatkan aternatif bahan baku baterai, elektrolit yang dibuat tim juga terbukti lebih tahan pada suhu tinggi, dibandingkan dengan lithium.

"Yang jelas, harganya juga lebih ekonomis," kata Sylvia seperti dikutip dari laman Universitas Pertamina, Senin (7/3/2022).

Baca juga: Ikut UTBK SBMPTN 2022? Cek Prodi Daya Tampung Terbanyak di Undip

Sodium dan aluminium banyak tersedia

Menurut Sylvia dan tim, jumlah sodium dan aluminium di alam jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan nikel yang merupakan bahan baku lithium.

Sehingga, ketersediaannya akan lebih berkelanjutan. Hal ini membuat inovasi dari tim Universitas Pertamina ideal untuk tujuan jangka panjang.

"Harganyapun lebih ekonomis. Bala Pachayappa, CEO Sodion Energy, menyebutkan baterai sodium-ion lebih murah 30 hingga 40 persen dibanding baterai lithium-ion," ungkapnya.

Proses pembuatan elektrolit baterai ini, lanjut Sylvia, cukup sederhana. Garam sodium dan aluminium dilarutkan dengan sebuah zat pelarut (solvent) untuk kemudian dicampurkan dengan polimer.

Polimer yang digunakan oleh tim merupakan polimer alami dari alam. Selain itu sifatnya tidak beracun dan memiliki gugus pasangan elektron bebas yang dapat dijadikan elektrolit polimer dengan nilai konduktivitas ion cukup baik.

"Polimer ini juga merupakan salah satu bahan alam yang kurang optimal dimanfaatkan," terang Sylvia.

Baca juga: Dosen Unesa Jadi Relawan Bantu Pengungsi Ukraina di Polandia

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Cek Batas Waktu Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Jalur SNBP, Klik kip-kuliah.kemdiktisaintek.go.id

Cek Batas Waktu Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Jalur SNBP, Klik kip-kuliah.kemdiktisaintek.go.id

Edu
Tingkatkan Akses Pendidikan Berkualitas, Pembangunan Middle School HighScope Bengkulu Resmi Dimulai

Tingkatkan Akses Pendidikan Berkualitas, Pembangunan Middle School HighScope Bengkulu Resmi Dimulai

Edu
Syarat Guru Dapat Tunjangan dari Kemenag meski Ada Efisiensi Anggaran

Syarat Guru Dapat Tunjangan dari Kemenag meski Ada Efisiensi Anggaran

Edu
H-2 Ditutup, Cek 21 Jurusan Kedokteran di PTN Pulau Jawa untuk SNBP 2025

H-2 Ditutup, Cek 21 Jurusan Kedokteran di PTN Pulau Jawa untuk SNBP 2025

Edu
Efisiensi Anggaran, Kemenag Tetap Salurkan Tunjangan Guru Non-PNS

Efisiensi Anggaran, Kemenag Tetap Salurkan Tunjangan Guru Non-PNS

Edu
Beasiswa CMK Foundation, Bisa Kuliah 2 Semester Gratis ke Korea Selatan

Beasiswa CMK Foundation, Bisa Kuliah 2 Semester Gratis ke Korea Selatan

Edu
Malaysia International Scholarship, Kuliah S2-S3 Gratis dan Ada Tunjangan Hidup

Malaysia International Scholarship, Kuliah S2-S3 Gratis dan Ada Tunjangan Hidup

Edu
Kapan Terakhir Finalisasi SNBP 2025?

Kapan Terakhir Finalisasi SNBP 2025?

Edu
Sosok Dede, Guru PJOK yang Ajari Siswa Setrika dan Melipat Baju

Sosok Dede, Guru PJOK yang Ajari Siswa Setrika dan Melipat Baju

Edu
5 Hal Bikin Gagal Lolos Seleksi Administrasi Beasiswa LDPP 2025

5 Hal Bikin Gagal Lolos Seleksi Administrasi Beasiswa LDPP 2025

Edu
Beasiswa LPDP 2025 Tahap 1 Ditutup Besok, Ini Cara Daftar dan Linknya

Beasiswa LPDP 2025 Tahap 1 Ditutup Besok, Ini Cara Daftar dan Linknya

Edu
Unesa Punya 109 Prodi di Jalur SNBP, SNBT dan Mandiri, Ada yang Terakreditasi Internasional

Unesa Punya 109 Prodi di Jalur SNBP, SNBT dan Mandiri, Ada yang Terakreditasi Internasional

Edu
Isi Lengkap Surat Edaran Instruksi Efisiensi Anggaran di Kemdiktisaintek

Isi Lengkap Surat Edaran Instruksi Efisiensi Anggaran di Kemdiktisaintek

Edu
Pegawai Langgar Aturan Efisiensi, Kemdiktisaintek Akan Berikan Sanksi Disiplin

Pegawai Langgar Aturan Efisiensi, Kemdiktisaintek Akan Berikan Sanksi Disiplin

Edu
Efiesiensi Kemdiktisaintek: Rapat Kerja Hybrid, Perjalanan Dinas Diganti Telekonferensi Video

Efiesiensi Kemdiktisaintek: Rapat Kerja Hybrid, Perjalanan Dinas Diganti Telekonferensi Video

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau