KOMPAS.com - Belajar geologi atau studi mengenai bumi dan fenomena yang terjadi di dalamnya bisa menjadi pelajaran yang menarik bagi anak-anak.
Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam tim Acala ITB menggagas permainan edukatif untuk mengenalkan geologi kepada anak usia dini dengan konsep montessori.
“Nama tim ini senada dengan produk yang kami buat. Jadi, Acala adalah kit permainan edukatif untuk mengenalkan geologi kepada anak-anak usia dini menggunakan pendekatan montessori yang melibatkan stimulasi sensori. Tujuannya untuk meningkatkan pengalaman belajar dan meningkatkan rasa keingintahuan anak,” jelas Aldy, sapaan Reinaldy Ramli dilansir dari laman ITB.
Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi
Ia mengatakan, timnya terdiri dari Adelia Kurniadi, Yanuar Atha, Nanda Fery (Teknik Geologi '18), serta Nisrina Bahiyah (Pascasarjana Teknik Geologi '20) sebagai supervisor.
Acala terdiri dari dua produk yakni Acala Memory Set, atau sebuah set kartu yang memperkenalkan warisan geologi Indonesia.
Kartu tersebut dapat dimainkan bersama dan memiliki barcode yang dapat digunakan untuk mengakses informasi.
Tim ini juga memiliki produk kedua bernama Acala Excavation Kit, yang memberikan pengalaman simulasi penggalian fosil moluska dan invertebrata asli Indonesia yang tersembunyi di dalamnya.
Keunggulan produk Acala, yakni dapat memberikan stimulasi pada otak anak dan meningkatkan pengalaman belajar.
Hal itu sangat mendukung tumbuh kembang anak-anak usia dini yang memiliki kecenderungan untuk bermain.
Baca juga: Orangtua, Ini Dampak Bila Sering Memarahi Anak Saat Belajar
Metode montessori yang menggunakan pendekatan sensori dipilih agar bisa menciptakan atmosfer pembelajaran yang menyenangkan untuk anak-anak.
“Mereka merasa sedang bermain-main, padahal sebenarnya anak-anak sedang melakukan praktik pembelajaran dengan permainan interaktif. Secara tidak langsung, mereka akan berkenalan dengan berbagai warisan geologi Indonesia,” kata Adelia, salah satu tim.
Rencana selanjutnya, tim tersebut akan mengikutsertakan Acala ke PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) untuk mendapat suntikan dana.
Sebab, masalah pendanaan memang menjadi tantangan yang dihadapi untuk research and research and development produk ini.
Aldy menyebut, mereka juga mengajukan proposal ke Ditmawa dan menggunakan dana pribadi untuk mengembangkannya.
Persiapan matang dijalani selama 4 bulan sebelum pameran dihelat. “Kami selalu mengadakan meet berkala untuk mempertajam value produk. Sebulan sebelum bertolak ke Denpasar, kami latihan pitching 3-5 menit dan belajar mengenalkan produk ke anak-anak serta orang tua,” ujar Aldy.
Baca juga: Belajar dari Orangtua Jepang Cara Menanamkan Disiplin pada Anak
Mereka menargetkan agar Acala dapat dikomersialkan dan produknya dapat dimanfaatkan untuk anak-anak usia 5-12 tahun di Bandung Raya.
Produk ini juga dapat dijadikan merchandise Museum Geologi yang dapat dibawa pulang anak-anak agar mereka lebih akrab dengan warisan geologi di Indonesia.
Tim ini, juga berhasil membawa pulang medali perunggu dalam ajang World Invention and Technology Expo (WINTEX) 2021 lalu. Acara yang digelar INNOPA itu dilaksanakan secara hybrid dan puncaknya berlangsung pada 26-29 November 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.