Ia berpesan pada mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir atau skripsi, maka agar semangat tetap nikmati prosesnya, percaya pada diri sendiri, dan terima diri sendiri apa adanya.
"Masalah sebesar apa pun yang diberikan, yakinlah kita mampu mengatasinya, ubah pandangan kita tentang stres, karena stres bukan sebuah ancaman tetapi peluang dan motivasi untuk terus berkembang," jelas Hindri.
Sementara menurut Risda, jika membahas mahasiswa di semester akhir, tentunya kita akan membahas mahasiswa yang sudah berada di ujung perkuliahan.
Maka, fokusnya lebih kepada bagaimana bisa menyelesaikan skripsi dan cara agar dapat lulus tepat waktu. Munculnya pertanyaan-pertanyaan kapan akan lulus yang datang dari keluarga maupun dari orang-orang sekitar membuat diri makin tertekan. Tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap psikis.
Dalam psikolog, ada beberapa faktor yang bisa membuat mahasiswa menjadi stres saat memasuki semester atas. Antara lain:
"Jangan dianggap stres selalu memberi dampak buruk. Ada sisi lain yang dapat diambil, yaitu mendorong diri untuk lebih fokus kepada tujuan. Karena dengan begitu, diri dipaksa untuk segera menyelesaikan tujuan dan hal yang ingin dicapai," tegas Risda.
Baca juga: Mahasiswa Unnes: Ini Cara Membuat Minyak Goreng dari Kelapa Lokal
Ternyata, keduanya mengaku sangat bersyukur dapat diterima sebagai mahasiswa Psikologi UAD. Karena pada saat belajar psikologi keduanya:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.