Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara PENS Jadi Kampus Terinovatif di Indonesia Versi SIR 2022

Kompas.com - 18/04/2022, 12:24 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Pada paruh pertama 2022, Scimago Institutions Rankings (SIR) telah merilis hasil pemeringkatan sejumlah perguruan tinggi di dunia.

Termasuk perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia juga ada yang masuk dalam pemeringkatan SIR 2022.

Penilaian SIR 2022 menggunakan tiga indikator dengan bobot yang berbeda-beda, yaitu:

  • Research dengan bobot nilai 50 persen
  • Innovation dengan bobot nilai 30 persen
  • Societal impact dengan bobot nilai 20 persen

Untuk kategori pemeringkatan di kategori inovasi terbaik, penilaian dalam kategori inovasi terbaik didasarkan pada Pengetahuan Inovatif (IK), Dampak Teknologi (TI) dan Paten (PT).

Baca juga: Harga Bahan Pokok Naik Jelang Lebaran, Begini Penjelasan Ekonom Unair

PENS kampus terinovatif versi SIR 2022

Dari beberapa penilaian ini, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menjadi perguruan tinggi dengan inovasi terbaik di Indonesia versi SIR 2022.

Dalam pemeringkatan SIR 2022, PENS bahkan mampu mengungguli sejumlah kampus ternama di Indonesia, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI).

Direktur PENS, Aliridho Barakbah mengatakan, terpilihnya PENS sebagai kampus terinovatif ini tidak lepas dari upaya panjang yang telah dilakukan PENS selama ini.

Sejak awal berdiri, PENS sudah menggunakan sistem Lab Based Education (LBE). Sistem ini mengadaptasi sistem pendidikan di Jepang, yakni seluruh penelitian tertuju pada satu laboratorium tersebut.

"Pada tahun 2012, pendidikan tinggi menetapkan adanya publikasi ilmiah. Sehingga kita berikan saluran dan wadah untuk rekan-rekan dosen dan mahasiswa agar bermain di kancah Internasional, yakni International Electronics Symposium (IES), yang diadakan setiap tahun. Kita juga menyediakan jurnal internasional lainnya," kata Aliridho seperti dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Ditjen Vokasi Kemendikbud Ristek), Senin (18/4/2022).

Baca juga: Pemerkosa Belasan Santriwati Dihukum Mati, Ini Tanggapan Dosen UMM

Produktif ciptakan berbagai produk penelitian

Menurutnya, dampak dari budaya penelitian yang sudah berjalan di laboratorium dan adanya wadah internasional ini, mulai terasa manfaatnya sejak lima tahun terakhir.

PENS sudah memiliki LBE yang kuat, serta budaya penelitian dan kerja tim yang sangat tinggi. Selain itu, para mahasiswa dan dosen begitu produktif melahirkan berbagai produk penelitian.

Sehingga, tak mengherankan jika pada tahun 2019 PENS mampu meraih peringkat pertama permohonan paten tertinggi dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM (KemenkumHAM).

Punya sentra HKI dan inkubasi bisnis

Tahun 2021, lima tim peneliti PENS juga berhasil meraih peringkat 1 pada Program Riset Keilmuan Terapan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek.

"Sampai sekarang kita punya sentra HKI dan wadah untuk inkubasi bisnis," papar Aliridho.

Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) tersebut, lanjut Aliridho, sudah diresmikan tahun lalu, yakni pada 10 November 2021, bertepatan dengan Hari Pahlawan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak.

Baca juga: Siswa, Persiapkan 6 Hal Ini Saat Pilih Jurusan Bahasa Inggris

Sentra HKI PENS berperan penting dalam formalisasi karya-karya yang dihasilkan mahasiswa dalam bentuk paten, hak cipta, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, dan merek.

"Karya-karya tersebut kemudian diinventarisasi dalam e-catalog," tandas Aliridho.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com