"Kadang-kadang orangtua juga khawatir anaknya lapar, kemudian memaksa anaknya untuk makan lebih banyak saat berbuka atau sahur. Ini justru tidak direkomendasikan, karena membuat anak merasa tidak nyaman dan akhirnya target puasanya tidak tercapai," tutur Fita.
Keempat, buatlah rutinitas yang sehat, seperti melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat, yakni mengaji bersama, pergi ke masjid bersama, merancang menu buka dan sahur bersama, dan lain sebagainya.
Baca juga: Calon Mahasiswa, Ini Tips Pilih Prodi dari Psikolog Pendidikan UNS
Kegiatan-kegiatan tersebut akan dapat menyenangkan anak-anak, sekaligus memotivasi mereka.
"(Sebaliknya kalau) lihat orangtuanya ketika berpuasa hanya tidur saja, itu (dapat) membuat anak menjadi lebih lemes dan jenuh, sehingga dia tidak senang dengan kondisi berpuasa," tegas Fita.
Kelima, hindari aktivitas fisik berlebihan, seperti lari-larian dan sebagainya.
Hal ini guna menghindari anak-anak untuk cepat kelelahan atau yang lebih parah lagi bisa mengalami dehidrasi.
Sebagai gantinya, aktivitas dapat diganti dengan kegiatan mengaji bersama, mewarnai bersama, dan lain sebagainya.
Keenam adalah memberikan motivasi dan reward yang cukup, seperti memberi stiker untuk menandakan keberhasilannya, memberi makanan yang disukai, dan lain sebagainya.
Baca juga: Ini 4 Tips Puasa Ramadhan bagi Penderita Mag dari Dokter RSA UGM
"Kemudian reward diberikan juga tidak berlebihan, nanti jika berhasil jalani puasa Ramadhan selama 1 bulan, lalu diberikan suatu hal tertentu itu juga tidak perlu. Cukup reward yang menyenangkan untuk anak saja, sesuai dengan kebutuhannya, seperti ingin makan apa, dan lain-lain," tukas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.