KOMPAS.com - Mengajarkan anak untuk memahami bahwa perbuatannya salah sehingga anak mau belajar dari kesalahan tersebut nyatanya tak bisa diwujudkan dengan emosi atau kekerasan fisik.
Menghukum anak secara fisik mungkin membuat anak takut, namun belum tentu anak memahami bahwa perbuatannya salah dan ingin memperbaikinya. Justru, anak bisa membenci orangtuanya.
Bersikap tegas memang tindakan yang harus dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat, namun orangtua tetap harus menghargai perasaan anak.
Nah, seperti apa cara menghukum anak yang benar dan mendidik agar mereka dapat memahami kesalahannya?
Baca juga: Orangtua, Ini Dampak Bila Sering Memarahi Anak Saat Belajar
Melansir laman Sekolah BPK Penabur, berikut beberapa cara bijak yang bisa orangtua lakukan dalam menghukum anak:
Menghukum saat emosi merupakan tindakan yang kurang tepat. Bisa saja orangtua melakukan hal-hal yang tidak diinginkan karena terbawa emosi.
Emosi dan kemarahan yang meledak bisa saja membuat orangtua langsung memberi hukuman kepada anak tanpa pikir panjang.
Hal ini bisa saja berdampak buruk pada psikologi anak juga berdampak buruk pada diri orangtua.
Maka dari itu tenangkan diri dan tarik napas panjang terlebih dahulu untuk mengatur emosi diri.
Baca juga: 5 Cara Menentukan Jumlah Uang Jajan Anak SD-SMA Menurut Ahli
Ketika anak melakukan kesalahan, menempatkan anak pada sebuah kuris di suatu sudut rumah lalu minta anak untuk merenungkan masalahnya ketika duduk di kursi tersebut.
Buat perjanjian berapa lama mereka harus duduk di kursi tersebut seraya merenungkan akibat dari perbuatannya.
Sering kali anak melakukan hal-hal yang tidak orang tua pahami. Nah, orangtua harus berusaha memahami mereka, bisa saja mereka tidak memahami bahwa yang mereka perbuat itu salah atau benar.
Jangan mengatakan "Astaga, kamu ini bandel banget" tapi tanyakanlah "Apa yang sedang kamu lakukan?" atau "Mengapa kamu melakukan hal itu?"
Pemahaman anak mengenai mana yang benar dan salah dapat dibangun dengan story telling. Bacakan cerita, lalu diskusikan bagaimana karakter-karakter dalam cerita tersebut menyelesaikan masalah, menghadapi tantangan, dan lain sebagainya.
Selain membaca cerita bersama bisa menjadi quality time yang baik bersama anak.
Baca juga: 7 Tanda Anak Cerdas dan Berpotensi Punya IQ Tinggi