Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UGM: Kenali Gejala Prolaps Uteri, Penurunan Organ Panggul

Kompas.com - 19/05/2022, 10:30 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai para perempuan adalah prolaps atau suatu kondisi di mana organ panggul pada perempuan turun melalui liang vagina. Biasanya, masyarakat menyebutnya turun peranakan. 

Nuring Pangastuti, dosen Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) mengatakan bahwa hal itu terjadi akibat kelemahan struktur penyokong dasar panggul. 

Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM

“Jadi ada beberapa kata kunci di sini, kondisi organ dasar panggul harus turun melalui vagina, bukan melalui yang lain. Jalan yang dilewati adalah vagina, jadi ini merupakan penyakit khusus pada perempuan,” papar Nuring dilansir dari laman UGM.

Organ dasar panggul pada perempuan tersebut menurut Nuring adalah rahim/uterus, kandung kemih/uretra, dan saluran cerna bagian bawah/rektum.

“Penyebabnya disebabkan oleh banyak faktor yang pada akhirnya akan menyebabkan kelemahan pada struktur penyokong organ dasar panggul pada perempuan," katanya.

Secara umum faktor risiko prolaps dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.

Faktor intrinsik adalah faktor-faktor yang melekat pada diri seorang perempuan yang umumnya tidak bisa dilakukan intervensi dan tidak bisa diubah. Misalnya adalah struktur kolagen dari perempuan yang bersangkutan, faktor genetik, proses penuaan, dan menopause.

“Kita tahu bahwa seorang perempuan yang mempunyai ibu kandung penderita prolaps, itu memiliki kemungkinan untuk menderita prolaps 4 kali lebih besar dibanding perempuan lain yang tidak mempunyai ibu penderita prolaps,” ucap Nuring.

Baca juga: 5 Alasan Pasangan Selingkuh, Ini Penjelasan Sosiolog Unair

Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor di luar tubuh perempuan yang bersangkutan dan lebih bisa dikendalikan sehingga risiko untuk mengalami prolaps di kemudian hari bisa ditekan serendah mungkin.

Misalnya keputusan untuk melahirkan/jumlah persalinan, berat badan, berbagai macam hal yang menyebabkan terjadi Peningkatan Tekananl.

indra rongga perut dalam waktu yang lama (misalnya pasien asma dan batuk kronis), mengangkat beban berat dalam waktu yang lama, dan sebagainya.

Nuring menjelaskan bahwa gejala atau tanda-tanda prolaps terbagi menjadi empat karakteristik keluhan berdasarkan pada area dan organ yang terlibat.

Pertama, keluhan terkait gangguan berkemih. Keluhan ini muncul karena struktur penyangga di vagina bagian depan adalah berfungsi menyangga kandung kemih.

“Jadi ketika dia lemah maka kandung kemih posisinya akan berubah yang mengakibatkan banyak keluhan. Yang paling sering dikeluhkan adalah berkemih tidak lampias atau tidak tuntas,” ujarnya.

Kedua, keluhan yang melibatkan saluran cerna. Ketiga, keluhan terkait fungsi vagina untuk melakukan aktivitas seksual terkait penetrasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com