Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Baju Adat Paksian dari Bangka Belitung, Dipakai Presiden Jokowi

Kompas.com - 16/08/2022, 14:47 WIB
Sandra Desi Caesaria

Penulis

KOMPAS.com - Baju adat yang digunakan Presiden Jokowi pada Presiden Joko Widodo tiba di Kompleks Parlemen Senayan pada Selasa (16/7/2022) untuk menghadiri Sidang Tahunan MPR RI serta Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022.

Ternyata baju adat yang digunakan Presiden Jokowi merupakan pakaian adat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang disebut dengan nama Paksian.

Baju adat Paksian yang digunakan Presiden Jokowi terdiri dari warna hijau, emas, dan merah tua dengan motif pucuk rebung. 

Motif pucuk rebung, sebagai lambang kerukunan. Sedangkan warna hijau melambangkan kesejukan, harapan dan pertumbuhan.

Sejarah baju adat Paksian dari Bangka Belitung sendiri merupakan busana pengantin yang khas dari Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung. 

Baca juga: Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ada 2 Naskah Teks yang Berbeda

Sejarah baju adat Paksian dari Bangka Belitung ini, ternyata memiliki pengaruh dari budaya negara lain.

Dilansir dari laman Kemdikbud, budaya yang mempengaruhi bentuk pakaian adat Peksian adalah dari Cina dan Arab.

Cerita turun-menurun yang merupakan cikal bakal sejarah baju aday Paksian, konon dimulai dari pertemuan dua insan yang berbeda budaya.

Ada saudagar dari Arab yang datang ke negeri Cina untuk berdagang sambil menyiarkan agama Islam dan jatuh cinta dengan seorang gadis Tionghoa. Kemudian mereka melangsungkan pernikahan dengan gadis Tionghoa tersebut.

Pada pernikahan inilah mereka memakai pakaian adat masing-masing. Selanjutnya karena banyaknya orang-orang Cina dan Arab yang datang merantau ke Pulau Bangka terutama ke pangkal-pangkal di Pulau Bangka yang merupakan pusat segala aktifitas masyarkat waktu itu diantaranya ada yang melakukan pernikahan maka banyaklah penduduk Pulau Bangka yang meniru pakaian adat tersebut.

Baju adat Peksian, perlengkapan pakaian dan perhiasannya

Dilansir dari laman Pemerintah Kota Pangkalpinang, baju adat peksian bagi pengantin perempuan dan laki-laki berbeda dan cukup rumit.

Baju adat Peksian untuk pengantin perempuan adalah baju kurung merah model bekike yang terbuat dari bahan sutra atau beludru dengan motif pucuk rebung.

Kemudian terdapat motif kembang cempaka, kembang kenanga dan buah delima yang dilengkapi dengan teratai penutup dada berwarna hijau dan mengenakan kain bersusur atau kain lasem atau menggunakan kain tenun cual motif bunga tabur.

Baca juga: Sejarah Lagu Indonesia Raya, Setiap Liriknya Mengandung Doa

Perhiasan baju adat Paksian, adalah mahkota bernama Paksian berwarna hijau.

Dimana mahkota ini memiliki hiasan kembang dan kuntum cempaka dua puluh lima tangkai, kembang kelapa sebanyak sembilan tangkai.

Selanjutnya daun bambu sebanyak sembilan tangkai, sepit udang, pagar tenggalung, sari buah.

Ada juga tutup sanggul sebanyak lima item serta kembang hong sebanyak dua tangkai.

Sanggul pengantin perempuan menggunakan sanggul tilang yang terbuat dari gulungan daun pandan atau lipatan daun pandan.

Lipatan tersebut diisi dengan bunga rampai yang terdiri dari bunga mawar, bunga melati, bunga kenanga, dan irisan daun pandan.

Selain itu, perhiasan yang digunakan pengantin perempuan adalah seuntai kalung stakel, satu pasang anting-anting, satu pasang pending untuk pinggang.

Sementara untuk pengantin pria menggunakan baju putih dengan jubah panjang sebatas lutut berwarna merah dengan selempang berwarna hijau disebelah kanan dan mengenakan celana panjang beludru berwarna merah.

Untuk pengantin pria menggunakan sungkon dengan hiasan satu tangkai kembang cempaka dan satu tangkai kembang hong.

Sementara perhiasan untuk pengantin pria mengenakan satu pending untuk pinggang. Alas kaki dengan menggunakan slop berwarna merah dan memakai kaos kaki.

Untuk diketahui, kebiasaan memakai pakaian adat saat menghadiri sidang tahunan MPR sudah menjadi kebiasaan setiap tahunnya.

Misalnya pada tahun 2017, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Bugis berupa setelan adat lengkap dengan songkok warna emas atau bernama songkok Ta Bone.

Baca juga: Fakta Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Ditandai 6 Hal Ini

Kemudian pada 2019, berganti mengenakan busana adat Sasak asal Nusa Tenggara Barat (NTB).

Lalu, pada tahun 2020 Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Sabu Raijua asal Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kemudian pada tahun 2021, Presiden Jokowi menghadiri sidang tahunan MPR RI Tahun 2021 dengan menggunakan pakaian adat urang Kanakes dari suku Badui.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com