KOMPAS.com - Kemerdekaan bangsa Indonesia yang bisa dirasakan saat ini tak terlepas dari perjuangan dan jasa para pahlawan di masa penjajahan dahulu.
Para pahlawan berjuang membela bangsa Indonesia dengan berbagai cara. Bahkan banyak pula pahlawan yang gugur di medan perang. Sebagai siswa, wajib tahu tokoh-tokoh pahlawan Indonesia yang berjasa bagi negeri ini.
Melansir dari laman Direktorat SMP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Sabtu (20/8/2022) ada banyak tokoh-tokoh pahlawan yang muncul dari setiap daerah. Mulai dari Indonesia bagian barat, Indonesia bagian tengah, dan juga Indonesia bagian timur.
Mau tahu siapa saja tokoh pahlawan dari wilayah Indonesia Barat, Tengah dan Timur? Simak bersama ulasan berikut ini.
Baca juga: 5 Tips Kuasai Grammar Bahasa Inggris, Mahasiswa Bisa Coba
Nama tokoh pahlawan yang satu ini pasti sudah sering didengar oleh para siswa. Sebagai salah satu pahlawan perempuan di Indonesia, jasa Cut Nyak Dien sangat besar demi kemerdekaan Indonesia khususnya di daerah Aceh.
Cut Nyak Dien merupakah pahlawan yang ikut mempertahankan Aceh dari jajahan kolonialisme Belanda. Cut Nyak Dien merupakan seorang wanita keturunan bangsawan yang lahir pada tahun 1848 di Lampadang, Kerajaan Aceh.
Keturunan bangsawannya berasal dari ayahnya, Teuku Nanta Muda Seutia, yang merupakan seorang Uleebalang (kepala pemerintahan setingkat kabupaten pada Kesultanan Aceh) wilayah VI Mukim.
Cut Nyak Dien bergerilya selama 20 tahun bersama suaminya, Teuku Umar. Cut Nyak Dien ikut aktif mendampingi suaminya menjelajahi hutan, turut pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain mendampingi suami dalam pertempuran menghadapi musuh.
Bahkan Cut Nyak Dien turut berperan sebagai motor penggerak yang mengantarkan Teuku Umar pada puncak kariernya sebagai pejuang sampai tewas oleh peluru Belanda.
Baca juga: Kenali Sejarah OSIS, Fungsi hingga Manfaatnya bagi Siswa
Gugurnya Teuku Umar tidak membuat Cut Nyak Dien patah semangat perlawanannya. Bahkan ia maju ke depan memimpin pasukan. Ia kembali mengadakan aksi sampai fisiknya menjadi lemah. Setelah lebih kurang enam tahun lamanya meneruskan perlawanan, ia tertawan bersama pasukannya. Kemudian ia diasingkan ke Pulau Jawa sampai wafat.
Sultan Hasanuddin adalah tokoh pahlawan yang berasal dari Makassar. Ia merupakan raja ke-16 Kerajaan Gowa yang lahir pada 12 Januari 1631.
Sebelum menjadi raja, nama asli beliau ialah I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah ia naik tahta, barulah ia bergelar Sultan Hasanuddin.
Kerajaan Gowa kala itu menentang keras kongsi dagang Belanda, yakni VOC yang ingin menguasai rempah-rempah di perairan Sulawesi dan Maluku. Sultan Hasanuddin dengan tegas menolak monopoli hingga Belanda geram dan menggempur Kerajaan Gowa.
Kerajaan Gowa yang tak kuat menahan gempuran akhirnya dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667.
Baca juga: Aplikasi Deteksi Dini Stunting Inovasi Mahasiswa UGM, Ini Fiturnya
Akan tetapi, itu semua tidak serta-merta memadamkan semangat juang Sultan Hasanuddin beserta para pasukannya. Perlawanan-perlawanan masih terjadi pascaperjanjian, namun sayang tidak membuahkan hasil yang maksimal sehingga VOC masih mendominasi di wilayah Sulawesi Selatan.