Ketika seseorang sedang dalam masa PDKT (pendekatan), otak akan menghasilkan hormon oksitosin dan vasopresin dari hipotalamus.
Lalu disimpan dalam kelenjar pituitary kemudian akan dilepaskan dan didistribusikan dalam darah. Begitulah cara kerja otak merespon jatuh cinta.
Keberadaan kedua hormon ini akan mempengaruhi perilaku sosial yakni keagresifan.
Konsentrasi oksitosin dan vasopresin dapat meningkat bergantung pada intensitas cinta yang dirasakan oleh setiap individu.
Baca juga: Mengapa Hiu Takut Lumba-Lumba? Ini 5 Alasannya
Itulah gambaran secara umum dan sederhana tentang bagaimana cinta ‘merasuki’ setiap pikiran manusia.
Dengan mengetahui bahwa mekanisme cinta tak lain dan tak bukan adalah respon otak, semoga dapat lebih bijak dan lebih rasional dalam merasakan cinta dan tidak dibutakan olehnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.