Bahkan, beberapa lembaga yang mengikuti pelatihan diseminasi telah menggelar lomba-lomba literasi di SD/MI masing-masing.
Baca juga: Inilah Kisah Guru-Guru Inspiratif, Memperjuangkan Pendidikan yang Lebih Baik
Seluruh kegiatan diseminasi ini dilakukan dengan pendanaan mandiri yang didasarkan pada kesadaran untuk melakukan perubahan terutama untuk MI. Pihak Madrasah begitu antusias melaksanakan kegiatan tersebut.
Sekolah-sekolah tersebut terus ditinjau dan dikunjungi dengan rutin. Program ini membuahkan hasil yang memuaskan juga.
Hal tersebut nampak dari perubahan yang terjadi di banyak sekolah binaan MIM 16 Paciran saat ini sudah memiliki kelas literasi, pengelolaan kelas menjadi semakin baik, dan banyak guru yang semakin cinta dalam membuat media pembelajaran. Dengan demikian jumlah guru yang profesional semakin bertambah.
Menurut Niayah, selama ini memang sangat jarang ada program pelatihan dan pendampingan yang ditujukan untuk Madrasah. Oleh karena itu, program literasi ini menjadi kesempatan emas yang ditangkap oleh Niayah dan kepala MI lainnya di Kabupaten Lamongan sebagai langkah awal reformasi pendidikan di Madrasah.
Koordinator Daerah (Korda) pelaksanaan program INOVASI Literasi tersebut mengingatkan kolaborasi merupakan hal penting. Hal tersebut dipakai sebagai strategi mendorong sekolah-sekolah untuk berubah yakni bekerjasama dengan pengawas Madrasah dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen).
Baca juga: Kisah Sukses Anis, Mengenyam Pendidikan Tinggi Sambil Meniti Karier Profesional
Dilakukan juga rapat rutin dengan kepala Madrasah untuk koordinasi kegiatan dan bermitra dengan Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI).
“INOVASI membawa pencerahan yang luar biasa kepada kami karena dengan bermitra dengan INOVASI, banyak pengembangan khususnya kepada guru untuk meningkatkan proses pembelajaran yang menyenangkan,” urai Niayah.
Mereka berupaya untuk tetap berkolaborasi dengan Madrasah lain. Hal ini tentu membutuhkan pendekatan yang baik dengan kepala sekolah dan fasilitator daerah.
Dengan pencapaian tersebut, Niayah berharap agar kolaborasi dengan INOVASI. Pihaknya meminta agar INOVASI membantu MIM 16 Paciran dalam mengembangkan Numerasi.
“Kami ingin senantiasa bekerja sama dalam rangka menyukseskan kegiatan pembelajaran yang lebih baik. Kami ingin tetap berkolaborasi, bahkan ingin sekali bermitra dengan Numerasi untuk Madrasah karena selama ini yang bermitra dengan kami baru Literasi,” pungkas Niayah.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Program INOVASI, Mark Heyward memaparkan hasil Studi Kesenjangan Pembelajaran. Pihaknya menggarisbawahi tentang upaya yang perlu dilakukan dalam menekan kehilangan hasil belajar (learning loss).
Studi menyimpulkan kurikulum yang berfokus pada kemampuan esensial (literasi dan numerasi) berpotensi mengurangi learning loss. Selain itu, kurikulum yang berfokus pada materi esensial juga berpotensi untuk mengurangi ketimpangan hasil belajar bagi kelompok rentan.
Baca juga: Maskot Pemilu 2024 Hasil Karya Mahasiswa Universitas Pradita
“Karakter kurikulum yang berpotensi meningkatkan hasil belajar siswa adalah kurikulum yang berfokus pada materi esensial dan memberikan ruang fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BSKAP Kemendikbudristek, Anindito Aditomo mengatakan, Kemendikbudristek terus berupaya membangun kapasitas dan keterampilan-keterampilan dasar yang memampukan anak didik menjadi manusia mandiri di masa depan.
“Kecakapan adalah menjadi dasar kelulusan, tujuan pembelajaran. Konten adalah sarana. Yang penting dalam pendidikan adalah semua anak belajar dan menjadi mandiri,” kata Anindito.
Baca juga: 22 Kampus Ramah Disabilitas Versi Unesa-Dimetric 2022, Ada Kampusmu?
Anindito juga mengatakan esensi dari Kurikulum Merdeka Belajar yakni agar semua anak yang ada di Indonesia memiliki kesempatan untuk mencicipi pendidikan yang lebih baik.
Pendidikan akan memerdekakan manusia dan manusia merdeka adalah mereka yang bisa berdiri di atas kekuatannya sendiri.
"Salah satu hal penting untuk bisa mandiri yakni keterampilan belajar sepanjang hayat, life long learning. Pondasi dari life long learning yakni literasi membaca, literasi matematika, dan karakter-karakter yang esensial bagi setiap orang yang hidup di masyarakat," pungkas Anindito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.