Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Penanganan Hipertensi dari Akademisi UM Surabaya

Kompas.com - 19/01/2023, 17:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Menjaga kesehatan sangat penting bagi siapa saja. Maka dari itu, pola hidup bersih dan sehat harus dilakukan.

Namun, bagaimana jika tubuh seseorang sedang sakit? Terlebih jika mengalami tekanan darah tinggi, maka perlu cara penanganan hipertensi yang tepat.

Terkait hipertensi, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Ira Purnamasari membagikan tipsnya.

Menurutnya, hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin tingginya tekanan darah seseorang.

Baca juga: Peneliti IPB Inovasi Garam bagi Penderita Hipertensi

Oleh sebab itu, penanganan dini pada hipertensi sangatlah penting guna mencegah timbulnya komplikasi pada beberapa organ tubuh yakni pada jantung, ginjal, dan otak.

"Beberapa literatur menjelaskan bahwa hipertensi berhubungan erat dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler," ujarnya dikutip dari laman UM Surabaya.

Dijelaskan, hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg.

Adapun beberapa gejala bisa muncul sebagai tanda bahwa sistem tubuh lainnya telah terpengaruh oleh hipertensi.

Biasanya ditandai seperti:

  • sakit kepala
  • vertigo
  • napas pendek
  • nyeri angina atau nyeri dada yang disebabkan ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen
  • perdarahan pada hidung (epistaksis)
  • perubahan ketajaman penglihatan
  • buang air kecil berlebih pada malam hari (nokturia)

Baca juga: Ini Faktor dan Cara Mencegah Hipertensi dari Dokter RSND Undip

Cara penanganan hipertensi

Untuk itulah dia memberikan tips atau cara penanganan hipertensi, yakni:

1. Menurunkan berat badan

Naik atau turunnya berat badan seseorang tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi dan jumlah kalori yang dibakar oleh tubuh saat beraktivitas.

Asupan kalori berlebihan yang tidak disertai dengan aktivitas fisik dapat membuat berat badan naik, hal ini dikarenakan kalori yang tidak terpakai akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak.

Seseorang yag memiliki berat badan berlebih atau obesitas dianjurkan untuk menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal.

"Dikarenakan memiliki risiko yang lebih tinggi dalam pembentukan plak hingga mempersempit pembuluh darah. Kondisi ini akan membuat jantung harus bekerja lebih keras dan mengakibatkan hipertensi," jelasnya.

2. Olahraga

Sedang cara kedua ialah olahraga atau latihan meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi (HDL).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau