Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen FK Unair: Ini Waktu dan Jenis Olahraga Saat Puasa

Kompas.com - 28/03/2023, 11:09 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Unair

KOMPAS.com - Saat bulan Ramadhan, umat Islam menjalankan ibadah puasa. Karena itu, aktivitas harian menjadi sedikit berubah dari biasanya.

Selain pola makan, perubahan aktivitas juga menjadi hal yang biasa saat bulan Ramadhan. Untuk itulah, umat muslim tetap harus bisa menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

Salah satunya dengan tetap berolahraga. Ini dilakukan agar seimbang antara jasmani dan rohani.

Karenanya, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Dr. Lilik Herawati, dr. MKes., membagikan tips agar jasmani dan rohani seimbang.

Baca juga: 9 Tips Olahraga Ringan di Rumah yang Mudah dan Murah

"Misalnya, kita rajin olahraga tapi konflik keseharian juga banyak, yang ada stres. Begitu pula ketika seseorang hanya fokus ke rohaninya saja, tanpa ada upaya meningkatkan jasmani," ujarnya dikutip dari laman Unair, Senin (27/3/2023).

Maka dari itu, ada komponen frekuensi (banyaknya olahraga per minggu), intensitas (ringan, sedang, berat), durasi saat olahraga, dan jenis olahraga.

Jenis olahraga saat puasa

Ia menganjurkan saat berpuasa melakukan olahraga intensitas ringan sampai sedang. Untuk jenisnya disesuaikan dengan kondisi masing-masing seperti jogging, berjalan, bersepeda, maupun senam.

Untuk remaja atau dewasa yang tidak memiliki gangguan dalam persendian, tidak ada penyakit tertentu, dan berat badan normal, dianjurkan melakukan jogging.

Namun, bagi lansia maupun seseorang yang overweight atau obesitas, sebaiknya cukup berjalan dan bersepeda. Lantaran jika berlari dapat membahayakan sendi-sendi lutut.

Menurutnya, berenang sebenarnya juga boleh tetapi saat puasa mungkin khawatir ada air yang tertelan.

Baca juga: Ahli Gizi UGM: Gorengan Tak Baik untuk Buka Puasa, Ini Alasannya

Dokter Lilik menjelaskan, ada beberapa cara dalam membedakan intensitas olahraga, cara yang paling mudah yakni dengan tes bicara.

Jika seseorang yang sedang olahraga sembari bernyanyi dan berkomunikasi dengan lawan bicara, maka itu termasuk kategori olahraga intensitas ringan.

Sedangkan, jika bicara masih bisa namun sulit untuk bernyanyi, maka itu termasuk olahraga kategori intensitas sedang.

Sementara, jika telah kesusahan bicara, apalagi menyanyi saat olahraga, maka itu termasuk intensitas berat.

Waktu ideal olahraga saat puasa

Ia menyarankan waktu yang ideal berolahraga yakni saat menjelang berbuka puasa. Lantaran, ketika olahraga, relatif terjadi kehilangan cairan tubuh dan merasa haus, dapat segera kembali pulih saat berbuka.

Kalaupun dilakukan di pagi hari setelah sahur juga boleh, asalkan tidak terlalu berat.

Baca juga: Sambil Nunggu Buka Puasa, Yuk Coba 4 Kegiatan Seru bagi Anak dan Ortu

Jika memang olahraganya hanya sempat di pagi hari, sebaiknya cukup peregangan saja sekitar 30-60 menit, atau kurang dari waktu tersebut yang penting menyesuaikan dengan kondisi tubuh dan kebiasaan.

Begitu pula, jika malam hari kondisi pulang kerja dan sedang capek sekali. Sebaiknya tidak perlu dipaksakan olahraga. Hal ini dapat memicu efek yang tidak diinginkan dan meningkatkan risiko cedera.

"Kalaupun bisanya selepas tarawih ya gunakan jenis olahraga ringan sampai sedang. Sementara olahraga berat tidak perlu dulu karena irama hormonal kortisol yang lebih rendah saat malam," terangnya.

Tips aman olahraga saat puasa

Ia menjelaskan tips berolahraga aman selama berpuasa untuk orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu.

1. Konsultasi ke dokter dulu.

2. Jika diizinkan berolahraga, ikuti saran dokter tersebut. Namun prinsipnya, tubuh jangan dibiarkan lama tidak bergerak (kecuali memang ada indikasi tidak boleh bergerak).

3. Selain itu, upayakan aktivitas fisik sehari-hari di-setting menjadi olahraga. Misalnya ketika berjalan, jalannya dibuat jalan ala olahraga, ataupun ketika naik ke lantai dua, lebih baik menggunakan tangga daripada eskalator atau lift.

Baca juga: Dosen FAI UMM Beberkan Sederet Dosa Kecil Saat Puasa

"Jadi dengan aktivitas olahraga yang tepat dapat memberikan manfaat. Layaknya obat, jika dosisnya pas akan memberikan manfaat, tetapi jika kurang ya tidak bermanfaat, apalagi jika berlebihan ya bisa membahayakan," pungkas Lilik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Unair


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com