Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kebiasaan "Ngedot" Bikin Gigi Anak Tonggos? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 31/05/2023, 19:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak semua bayi bisa menyusui langsung dari ibu atau direct breastfeeding (DBF). Bayi atau anak di bawah 3 tahun bisa memerlukan dot untuk minum susu formula atau Air Susu Ibu (ASI). 

Tetapi, tak jarang ada kekhawatiran para orangtua kalau menggunakan dot bisa membuat gigi bayi tonggos. Benarkah demikian?

Dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya R. Sabda Alam tidak menampik jika mengedot dapat memengaruhi pertumbuhan gigi anak.

Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM

Ia mengatakan, kebiasaan mengedot memang berisiko menyebabkan gigi anak menjadi tonggos.

Sabda menjelaskan saat anak mengedot, otot-otot dalam mulut menekan pipi ke dalam dan lidah ke atas untuk menghisap susu dari botol sehingga tekanan vakum yang dihasilkan oleh gerakan mengedot dapat menyebabkan gigi depan bagian atas dan bawah bergerak ke arah depan.

Otomatis hal ini mempengaruhi tulang rahang bagian atas anak semakin maju ke depan dan mengubah bentuk langit-langit mulut anak.

“Jika anak terus-menerus mengedot, langit-langit mulutnya dapat menjadi lebih sempit, ditambah lagi dengan tekanan pipi ke dalam akan mempengaruhi tulang rahang dan posisi gigi-gigi semakin menyempit dan menyebabkan gigi menjadi tonggos,” ujar Sabda dilansir dari laman UM Surabaya.

Sabda mengatakan, peranan orang tua sangat penting untuk mengubah kebiasaan mengedot pada anak.

Baca juga: Dosen UMM: Cara Memasak Mie Instan agar Lebih Sehat

Sesuai dengan wawasan anak yang masih minim, pada saat yang sama para orang tua dapat membantu dengan memberikan benda lain (menggantikan) yang dapat dipegang oleh anak yang dapat melatih keinginan anak untuk tidak mengedot.

“Jika anak sudah terlanjur mengedot, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter gigi untuk mengetahui tindakan yang tepat,” imbuhnya lagi.

Lebih lanjut lagi, ia menegaskan pada anak yang terbiasa dengan penggunaan dot yang terlalu lama juga dapat menyebabkan masalah gigi lainnya seperti gigi berlubang dan infeksi pada gusi.

Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi penggunaan dot pada anak dan bila memungkinkan segera menghentikan kebiasaan mengedot saat gigi anak mulai tumbuh.

Menurutnya juga, kebiasaan mengedot dapat memberikan tekanan pada gigi dan gusi, yang dapat mengubah posisi gigi dan menyebabkan masalah pada susunan gigi yang tidak rata seperti gigi berdesakan atau tidak sejajar.

“Tekanan yang terus-menerus pada rahang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan rahang dan tulang wajah anak. Oleh karena itu, disarankan agar anak segera berhenti mengedot puting susu setelah mencapai usia 1 tahun, untuk mencegah risiko gigi tonggos di kemudian hari,”imbuhnya.

Baca juga: Dibuka 9 Juni, Ini Cara Daftar Beasiswa LPDP 2023 Tahap 2

Sabda yang juga Dekan FKG UM Surabaya menegaskan, kebiasaan mengedot juga dapat meningkatkan risiko infeksi telinga dan mengganggu perkembangan bicara anak.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Perkuat Pendidikan Berkualitas di Bengkulu, Yodanland Group Hadirkan Middle School HighScope Indonesia
Perkuat Pendidikan Berkualitas di Bengkulu, Yodanland Group Hadirkan Middle School HighScope Indonesia
Edu
Hari Lahir Pancasila, Gerakan Pramuka Tegaskan Komitmen Jadi Pengawal Pancasila
Hari Lahir Pancasila, Gerakan Pramuka Tegaskan Komitmen Jadi Pengawal Pancasila
Edu
10 Jurusan Terketat ITS di UTBK SNBT 2025, Referensi Daftar Jalur Mandiri
10 Jurusan Terketat ITS di UTBK SNBT 2025, Referensi Daftar Jalur Mandiri
Edu
Biaya Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, untuk Apa Saja?
Biaya Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, untuk Apa Saja?
Edu
Ada Beasiswa Pakai Nilai UTBK 2025 di Telkom University, Ini Syaratnya
Ada Beasiswa Pakai Nilai UTBK 2025 di Telkom University, Ini Syaratnya
Edu
Kembangkan Ekosistem Pembelajaran Digital Inklusif, UT Raih 'Digital Innovation in Education'
Kembangkan Ekosistem Pembelajaran Digital Inklusif, UT Raih "Digital Innovation in Education"
Edu
Anggaran Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, Dapat Seragam hingga Laptop
Anggaran Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, Dapat Seragam hingga Laptop
Edu
Cek Dokumen yang Jadi Syarat Umum dan Khusus Daftar SPMB Jabar 2025
Cek Dokumen yang Jadi Syarat Umum dan Khusus Daftar SPMB Jabar 2025
Edu
Universitas Matana Buka Peluang Beasiswa lewat Program Tukar Kartu SNBT
Universitas Matana Buka Peluang Beasiswa lewat Program Tukar Kartu SNBT
Edu
Unika Atma Jaya Gelar 'Open House' di Dua Kampus, Hadirkan Program Beasiswa Menarik
Unika Atma Jaya Gelar "Open House" di Dua Kampus, Hadirkan Program Beasiswa Menarik
Edu
Cek 10 Jurusan Terfavorit dan Terketat IPB Jalur SNBP dan UTBK SNBT 2025
Cek 10 Jurusan Terfavorit dan Terketat IPB Jalur SNBP dan UTBK SNBT 2025
Edu
Kebijakan Trump Picu Gangguan Mental dan Beri Tekanan bagi Mahasiswa Asing di Harvard
Kebijakan Trump Picu Gangguan Mental dan Beri Tekanan bagi Mahasiswa Asing di Harvard
Edu
Gagal UTBK SNBT 2025? Coba Daftar di 42 PTS dan Sekolah Kedinasan Ini
Gagal UTBK SNBT 2025? Coba Daftar di 42 PTS dan Sekolah Kedinasan Ini
Edu
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, Momentum Refocusing Anggaran Pendidikan
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, Momentum Refocusing Anggaran Pendidikan
Edu
Jangan Pernah Anggap Enteng Perilaku Bullying yang Terjadi
Jangan Pernah Anggap Enteng Perilaku Bullying yang Terjadi
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau