Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Culinary Journey 2023", Dua Chef Qatar Nikmati Budaya Kuliner Medan, Papua, dan Bali

Kompas.com - 05/07/2023, 21:47 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

Pemilihan lokasi Papua, Medan serta Bali pada rangkaian Culinary Journey ini, lanjut Hilmar, dipastikan bukan hanya mempunyai ragam kuliner, tetapi juga sarat akan nilai Budaya.

“Ini sebuah proses saling mengenal budaya, kebudayaan Indonesia dengan ekologi yang sangat variatif dan kebudayaan Qatar, ketika kita bicara pangan, ini tidak hanya soal makanan, namun juga tradisi-tradisi yang mengikutinya,” ucapnya.

Hilmar Farid berharap melalui Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture masing-masing negara dapat lebih mempererat persaudaraan, menggali dan lebih memahami keunikan dan
keragaman ini.

Dalam kesempatan sama, Sjamsul Hadi, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Ditjen Kebudayaan menjelaskan, kegiatan ini sekaligus menjadi ajang pengenalan filosofi budaya, norma dan kebiasaan masyarakat yang diwariskan dalam makanan, selain dari bahan-bahan utama dan cara memasaknya.

Baca juga: Ada Kuliner Daerah di 33 Kereta PT KAI Selama 1-9 Juli 2023, Apa Saja?

Bahkan disebutkan juga sebagai keragaman kuliner dapat berperan sebagai media paling cair untuk memperkenalkan aneka budaya, adat istiadat hingga nilai-nilai masyarakat agar mudah dicerna bangsa lain.

"Banyak mengandung arti kebudayaan dari kegiatan tersebut, salah satunya media komunikasi," tegas Syamsul Hadi.

Kekayaan pangan Papua, Medan, dan Bali

Kegiatan ini menghadirkan Hassan Abdullah Alibrahim “The Captain Chef” dari Qatar yang telah menjelajahi masakan restoran dan kaki lima di 175 kota di dunia, beserta Noof Al Marri, Chef ternama Qatar dengan spesialisasi masakan lokal Timur Tengah.

Sedangkan dari Indonesia dihadirkan Charles Toto, Chef Indonesia yang giat melestarikan masakan tradisional untuk bertukar ide dan mengenal masakan tradisional Papua.

Chef Hassan dipandu Chef Charles Toto mengunjungi sebuah desa di perbatasan Papua dan Papua Nugini, Skouw Sae, di mana penduduk masih merawat kearifan lokal dengan merawat makanan khas mereka, Sagu.

Bahkan warga Skouw Sae merayakan panen sagu dengan menggelar acara Sagu Festival yang rutin diadakan setiap tanggal 21 Juni untuk mempromosikan sagu sebagai makanan pokok di Papua.

Di sini, Chef Hassan ikut memanen sagu, memproses hingga mencicipi hidangan sagu yang disiapkan menggunakan cara tradisional Bakar Batu.

Bakar Batu yang merupakan salah satu tradisi penting di Papua yang berupa ritual memasak bersama-sama warga satu kampung. Tradisi ini bertujuan untuk bersyukur, perdamaian, silaturahmi.

Syamsul mengatakan kembali bahwa Kemendikbudristek sangat mengapresiasi kedatangan Chef Hassan dalam rangkaian program Culinary Journey ini ke Papua, khususnya dalam Sagu Festival.

“Hal ini lebih mendorong rasa percaya diri masyarakat Papua, khususnya generasi muda, agar lebih tahu proses bagaimana pengolahan sagu hingga proses pembuatan ragam makanan berbahan pokok sagu,” ujarnya.

“Saya acungkan jempol bagi masyarakat Papua dałam melestarikan sagu,” ujar Chef Hassan di sela-sela acara Sagu Festival kemarin. “Salut akan upaya Indonesia untuk melestarikan sagu menjadi tanaman berkelanjutan yang tepat untuk melestarikan bumi,” pungkasnya.

Baca juga: 4 Gudeg Sekitar Gejayan Yogyakarta Terkenal Enak untuk Wisata Kuliner

Chef Charles menambahkan, “senang sekali melihat antusiasme Chef Hassan dalam panen sagu ini. Beliau bukan hanya memotong pohon sagu, memarut sagu hingga membantu memasak menggunakan Bakar Batu, tetapi juga mengikuti tradisi kami menggunakan alat-alat tradisional."

"Bahkan juga ikut mencicipi ulat sagu yang biasa dikonsumsi sebagai sumber protein untuk masyarakat tradisional,” lanjutnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com