Dukungan dapat diberikan dengan menjalin komunikasi yang intensif. Baiknya komunikasi intensif ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum proses seleksi.
Misalnya mendiskusikan proses, persiapan, bahkan kegalauan yang sedang dirasakan oleh anak.
Baca juga: Pahami Dulu 7 Hal Ini Sebelum Memilih Jurusan Kuliah
"Upayakan komunikasi yang dilakukan tidak menekan, tidak membuat stres. Orangtua itu sebaiknya memberikan kesempatan bagi anak untuk menyampaikan keinginannya atau kegalauannya," ujar Afia, dilansir dari laman UNS.
Tentunya, tugas orangtua adalah memberikan alternatif solusi untuk permasalahan yang dihadapi anak atas kebingungannya. Orangtua perlu menghindari perilaku menilai secara buruk keinginan anak terkait prodi pilihannya.
Terkadang calon mahasiswa masih dilema antara mengutamakan minat atau prospek kerja. Menanggapi hal ini, Afia menyarankan agar tidak memilih prodi hanya melihat prospek kerja semata.
Baginya, pekerjaan yang berpotensi saat ini belum tentu berpotensi juga di masa yang akan datang.
Maka dari itu, peran minat menjadi hal yang penting. Penting bagi siswa menyukai pekerjaannya kelak. Minat tersebut harus didukung dengan bakat sebagai penguat siswa dalam berkarya dengan baik.
"Jika kita menikmati apa yang kita kerjakan, ini disebut minat. Dan apa yang kita kerjakan menunjukkan hasil yang baik, inilah yang disebut sebagai bakat," kata dia.
"Maka karier kita itu akan berkembang, bagaimanapun prospek pekerjaan kita nantinya," jelasnya.
Baca juga: Cek 7 Jurusan Kuliah yang Gampang Cari Kerja
Atau jika memang masih mengalami kesulitan, maka siswa dapat mengenali minat dan bakat siswa adalah melalui tes psikologi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.