KOMPAS.com - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang berlangsung pada 17 Agustus 1945 ternyata tidak terlepas dari 5 sosok perempuan hebat.
Di balik peristiwa kemerdekaan Indonesia yang berlangsung dengan cepat, para perempuan berperan penting baik dari belakang layar maupun di atas panggung.
Mulai dari menyusun persiapan kemerdekaan Indonesia lewat Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI, mencari mesin ketik proklamasi, menyiarkan gagasan, membuka dapur umum sampai menjahit bendera merah putih.
Baca juga: Sejarah Hari Guru Nasional, Jejaknya Dimulai sejak Tahun 1912
Sangat sakralnya detik-detik proklamasi, bahkan banyak mahasiswa perempuan dari Sekolah Perobatan (Yaku Gaku) dan Sekolah Tinggi Kedokteran (Ika Daigaku) ikut hadir sebagai saksi.
Berikut daftar tokoh perempuan yang berperan di Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dirangkum dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek):
Mantan ibu negara Indonesia ini tak cuma berperan menjahit bendera Merah Putih atau mendampingi Sukarno selama bertugas.
Namun ia juga membuka dapur umum untuk menyuplai makanan bagi masyarakat yang datang ke rumahnya.
Fatmawati turut menyaksikan langsung pembacaan teks proklamasi tanggal 17 Agustus 1945.
Baca juga: Profil 9 Tokoh Pertempuran 10 November 1945
Perempuan asli Jepang ini juga termasuk yang berjasa saat detik-detik proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan berlangsung.
Ia merupakan sekretaris urusan rumah tangga Laksamana Maeda yang berinisiatif meminjamkan mesin ketik.
Ceritanya saat itu mesin ketik di rumah Laksamana Tadashi Maeda hanya tersedia mesin ketik dengan huruf kanji.
Kemudian Satsuki dikawal beberapa pemuda meminjam mesin ketik buatan Jerman, pinjaman dari Kolonel Hermann W. Kandeler komandan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) yang berkantor di Gedung KPM (sekarang Pertamina) di Koningsplein (Medan Merdeka Timur).
Tahukah kamu, dari 67 anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dua diantaranya adalah perempuan?
Sosok perempuan di pusaran persiapan oleh BPUPKI ini salah satunya Maria Ulfah.
Maria adalah putri dari Raden Adipati Arya Mohammad Ahmad seorang Bupati Kuningan dan R.A Hadidjah Djajadiningrat.