Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Cita-cita Kuliah ke Belanda...

Kompas.com - 07/11/2016, 06:07 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Tak kurang dari 662 orang memenuhi Erasmus Huis, Jakarta, Jumat (4/11/2016) petang. Meski pada hari yang sama ada demonstrasi di Ibu Kota, mereka tetap antusias datang untuk berburu informasi dari pameran pendidikan Dutch Placement Day (DPD) 2016.

"Saya senang dengan antusiasme masyarakat Jakarta dan sekitarnya yang hadir di acara DPD 2016. Antusiasme ini jelas menujukkan keseriusan mereka untuk studi lanjut ke Belanda," kata Direktur Nuffic Neso Indonesia, Mervin Bakker.

Menurut Bakker, kualitas perguruan tinggi Belanda merupakan salah satu daya tarik bagi pelajar Indonesia. Kualitas ini, lanjut dia, tercapai karena ada sistem regulasi dan jaminan mutu nasional.

(Baca juga: Asal Siap Strategi, Boleh Makin "Pede" Bisa Kuliah ke Belanda!)

"Dari 14 universitas riset yang ada di Belanda, 13 universitas telah masuk dalam 200 besar peringkat dunia," ucap Bakker, memberikan contoh soal kualitas itu.

Sistem pendidikan Belanda, ungkap Bakker, berpusat pada mahasiswa sehingga lebih interaktif. Pembelajaran di kelas pun banyak dilakukan dalam kerja kelompok, membuat para mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya dan negara bertemu.

"Keistimewaan lain adalah kedekatan historis Belanda dan Indonesia yang menjadikan Belanda sebagai tempat home away from home bagi para pelajar Indonesia," tutur Bakker.

Dalam ajang yang berlangsung hanya satu hari tersebut, perwakilan dari 28 perguruan tinggi asal Belanda hadir untuk memberi informasi bagi pengunjung. Sebut saja perwakilan dari University of Twente Myrna, Erasmus School of Economics, Rotterdam School of Management Erasmus University, dan University of Groningen.

KOMPAS.com/CAHYU CANTIKA Pelajar Indonesia yang tertarik kuliah ke Belanda mendatangi pameran pendidikan Dutch Placement Day 2016 di Erasmus Huis, Jakarta, Jumat (4/11/2016).

Acara terbagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama, yaitu mulai pukul 13.00 WIB hingga 15.00 WIB, agenda DPD 2016 diperuntukkan bagi  pengunjung yang telah lebih dulu mendaftar tatap muka dengan perwakilan universitas.

Adapun sesi kedua berlangsung sesudahnya hingga acara usai pada pukul 18.00 WIB. Pada rentang waktu tersebut, peserta umum mendapatkan kesempatan untuk menggali informasi soal kesempatan kuliah ke kampus di Belanda.

Demi cita-cita...

Rutin digelar selama lima tahun terakhir, DPD pada 2016 menghadirkan agenda baru yang berbeda. Untuk pertama kali pada tahun ini, DPD menggelar lomba menulis motivation letter khusus bagi 50 pengunjung yang berminat mengikutinya.

"Melalui Youth Writing Competition ini kami ingin memotivasi anak-anak supaya terbiasa menulis dan menuangkan ide dalam bahasa Inggris," ucap Education Promotion officer Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari, yang ditemui Kompas.com di lokasi dan acara yang sama.

Khusus surat motivasi, DPD 2016 juga menggelar seminar tersendiri. Surat ini memang umumnya merupakan salah satu bagian penting untuk melamar beasiswa atau mendaftar ke perguruan tinggi.

(Baca juga: Cek Ulang, Melamar Kuliah ke Belanda Perlu Apa Saja?)

"Selain menguji kemampuan bahasa Inggris, saya tertantang untuk berpikir kritis dan mandiri menuangkan gagasan tentang pendidikan di luar negeri," kata salah seorang peserta lomba, Afifah, yang saat ini masih duduk di bangku sekolah menengah atas di Bekasi, Jawa Barat.

Pemenang lomba mendapat satu hadiah utama berupa tiket penerbangan pulang-pergi Jakarta-Belanda. Bersama tiket tersebut, pemenang juga menerima sejumlah uang saku, yang menurut Inty dapat dipakai untuk lebih kurang tiga hari berkeliling kota-kota di Belanda.

Terlepas sampai ada lomba tersebut, rata-rata pengunjung yang datang ke DPD 2016 memang benar-benar menggali informasi. Sebagian dari mereka sudah membawa serta sejumlah berkas persyaratan.

KOMPAS.com/CAHYU CANTIKA Sekitar 28 perguruan tinggi asal Belanda hadir dalam acara Dutch Placement Day 2016 di Erasmus Huis, Jakarta, Jumat (4/11/2016).

Di antara mereka, misalnya, ada Natasha (24 tahun). Menggenggam banyak brosur universitas di tangan, dia mengaku sedang mencari perguruan tinggi untuk melanjutkan studi pascasarjananya (S2).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com