Guru Jangan Hanya Ceramah di Kelas

Kompas.com - 13/08/2018, 23:08 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Guru diajak terus menerus mengevaluasi metode mengajar yang mereka terapkan di kelas. Untuk menciptakan suasana kelas menyenangkan dan interaktif, penerapan metode mengajar tepat dan pemahaman karakteristik siswa sangat diperlukan.

"Sudah bukan saatnya lagi, memulai pelajaran dengan perintah: anak-anak, buka buku halaman sekian, baca dalam hati, dan jawab pertanyaannya!" kata Ferdiansyah, narasumber dalam kegiatan sosialisasi kesiapan guru menyongsong pendidikan abad ke-21 Hotel Santika Tasikmalaya Jawa Barat, Selasa (7/8/2018).

1. Membuat kelas "hidup"

Ferdiansyah yang merupakan anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) tersebut menambahkan bahwa metode ceramah sudah harus ditinggalkan dan diganti metode yang mampu membuat suasana kelas menjadi hidup, menyenangkan, kreatif, dan dialogis.

"Guru perlu memahami karakter tiap anak, dan mendorong tiap anak maju sesuai potensi terbaiknya," tambah Ferdiansyah seperti dikutip dari laman resmi Kemendikbud.

Baca juga: Guru Mesti Mampu Ajak Murid Berpikir Kritis

Ferdiansyah juga mendorong agar guru terus meningkatkan kompetensinya. Peningkatkan kompetensi guru tidak hanya dalam bentuk mengikuti pelatihan atau lokakarya. Aktivitas-aktivitas seperti studi banding, diskusi dalam kelompok kerja guru, belajar dari berbagai sumber juga merupakan upaya peningkatan kompetensi.

2. Membiasakan siswa berpendapat

"Tugas peningkatan kompetensi guru juga tidak hanya dari APBN, perlu kontribusi dari pemerintah daerah dengan APBD-nya, organisasi profesi, swasta, dan guru itu sendiri," ujar anggota Komisi X DPR tersebut.

Narasumber lain dalam acara tersebut, Odo Hadinata, menekankan pentingnya guru membiasakan siswanya berpendapat dan bertanya. Siswa yang terbiasa mendengarkan ceramah guru, tentu kurang terbiasa untuk mengemukakan pendapat dan bertanya.

Guru harus punya metode agar anak berani berpendapat, tidak takut salah dalam mengemukakan pendapatnya.

"Misalnya begini, bapak ibu membawa botol air mineral. Kemudian meminta: anak-anak coba deskripsikan benda ini!" kata Odo memberikan contoh. Tiap anak yang memberikan jawaban, apapun jawabannya, diapresiasi dalam bentuk pujian.

3. Meningkatkan kompetensi sesuai zaman

Jika praktik kecil yang mendorong siswa berpendapat terus menerus dibiasakan, siswa akan lebih berani berpendapat dan bertanya.

Kepala Subdirektorat Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Kemendikbud, Elvira, mengatakan guru perlu meningkatkan kompetensi secara terus-menerus seiring perkembangan zaman.

Di abad ke-21 di mana keterampilan komunikasi, bekerja sama, berpikir kritis, dan pemecahan masalah perlu dikuasai siswa, guru dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan materi pelajaran di kelas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau