Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlihat Sepele, Toilet Sekolah Berdampak Besar pada Pendidikan Anak

Kompas.com - 20/11/2018, 09:53 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com- Kurangnya toilet sekolah yang baik dapat mengancam kesehatan, pendidikan dan keselamatan setidaknya 620 juta anak di seluruh dunia.

Hal ini disampaikan lembaga swadaya WaterAid dalam sebuah studi terbaru mereka menyambut "Hari Toilet Sedunia", 19 November 2018.

Berdasarkan data hasil penelitian WaterAid di 101 negara, 1 dari 3 tiga sekolah tidak memiliki akses ke toilet yang layak. Hal ini menempatkan siswa mereka pada risiko penyakit diare dan infeksi lain sehingga memaksa beberapa anak kehilangan waktu pembelajaran.

Guinea-Bissau di Afrika Barat dilaporkan memiliki toilet sekolah terburuk sementara 93 persen anak-anak Ethiopia tidak memiliki toilet yang layak menurut laporan tersebut.

"Pesan di sini adalah bahwa air dan sanitasi mempengaruhi segalanya," kata jurubicara WaterAid Anna France-Williams seperti dikutip dari World Economic Forum.

Baca juga: 7 Hambatan Keluarga Terlibat di Kegiatan Sekolah

"Jika tidak ada toilet di sekolah, anak-anak berpotensi kehilangan waktu pembelajaran dan juga berdampak pada pertumbuhan mereka."

Kurangnya sanitasi layak membuat jutaan anak di seluruh dunia terancam diare dan bahkan telah membunuh 289.000 balita per tahun, kata WaterAid.

Untungnya, beberapa negara telah mulai memperhatikan hal ini terutama di Asia Selatan, di mana akses ke toilet layak di sekolah telah meningkat.

Lebih dari setengah sekolah di Bangladesh sekarang memiliki akses ke toilet yang layak, sementara siswa di 73 persen sekolah di India dan 76 persen di Bhutan dapat mengakses sanitasi dasar.

Akramul Islam, Direktur Air, Sanitasi dan Kebersihan di lembaga amal Bangladesh BRAC, mengatakan tingkat buang air besar sembarangan di negara itu kini di bawah satu persen. Biasanya mereka lebih sering buang air di tanah terbuka daripada toilet.

"Hari ini, sekolah memiliki toilet terpisah untuk siswa perempuan dan anak laki-laki. Ini terjadi karena inisiatif yang diambil pemerintah, LSM, dan pemangku kepentingan lainnya," katanya. 

Meskipun ada peningkatan, masih terdapat sepertiga perempuan di Asia Selatan tidak bersekolah pada 1-3 hari dalam sebulan karena masalah kelayakan toilet ini. Untuk itu, WaterAid mendesak investasi yang lebih besar dalam sanitasi dasar di sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com