Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/04/2019, 21:34 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Direktorat Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Batch 3, 9-10 April 2019.

Mohamad Rafi, Kasubdit Publikasi Ilmiah memberi semangat kepada peserta agar memiliki komitmen tinggi dalam menulis artikel ilmiah untuk dipublikasikan pada jurnal maupun prosiding bereputasi internasional.

Melalui laman resmi IPB Rafi menyampaikan kegiatan pelatihan ini bertujuan memfasilitasi dan melakukan coaching lanjutan bagi peserta melalui Rumah Publikasi IPB.

Artikel yang telah disiapkan peserta ditelaah kembali tim reviewer Rumah Publikasi agar lebih baik.

Fasilitasi language editing melalui Enago akan diberikan kepada artikel layak submit ke jurnal kuartil Q1 dan Q2 Scimagojr. Untuk jurnal kuartil Q3 dan Q4 dapat menggunakan aplikasi Grammarly. 

Peringkat QS lewat jurnal ilmiah

"Agar artikel ilmiah itu bisa sampai tahap terpublikasi internasional, prosesnya panjang dan tidak mudah. Oleh karenanya, penulis jurnal harus sering berlatih agar mahir. Dan yang tak kalah penting, dia harus bisa menonjolkan kebaruan dari penelitiannya supaya menarik reviewer," ujar Rafi.

Baca juga: Terbaru, Daftar 10 Universitas Terbaik Asia Versi QS World 2019

Direktur Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis, Eva Anggraini dalam sambutannya menyebutkan, saat ini perguruan tinggi di Indonesia maupun di dunia sedang berlomba-lomba untuk meningkatkan rangking universitas (World University Ranking/WUR).

Perankingan ini memiliki implikasinya besar, misal untuk meningkatkan kerjasama akademik, riset dan yang lain, menarik mahasiswa luar negeri, dan lain-lain.

Oleh karena itu, IPB mau tak mau ikut dalam peningkatan peringkat universitas di dunia agar memiliki daya saing yang baik. 

“Salah satu tulang punggung dari World University Rangking (WUR) adalah publikasi ilmiah.  Jika dilihat dari bobot QS WUR, salah satu sistem perangkingan dunia, publikasi ilmiah memberikan bobot nilai sebesar 20 persen, dilihat dari jumlah sitasi yang diperoleh," jelasnya.  

Eva menambahkan agar memiliki sitasi tinggi maka diharapkan dosen maupun mahasiswa dapat mempublikasikan artikelnya di jurnal internasional bereputasi dengan faktor dampak  tinggi.

Dari segi jumlah, proporsi jumlah artikel IPB  terbit di jurnal terindeks masih lebih dominan (55 persen) dibandingkan yang terbit dalam prosiding terindeks. Sementara trend saat ini banyak perguruan tinggi lainnya mempublikasikan artikelnya di prosiding terindeks.

Dorong kualitas penulisan jurnal ilmiah

 

"IPB saat ini mendorong untuk tetap mempertahankan kualitas dan juga menaikkan kuantitas publikasi ilmiahnya,” papar Dr. Eva.

IPB menyadari proses penulisan artikel ilmiah bukan sesuatu yang mudah dan instan, sehingga perlu adanya pelatihan-pelatihan penulisan untuk publikasi ilmiah secara terus menerus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com