Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Siswa Indonesia

Kompas.com - 21/04/2020, 15:06 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Bisa mengeja lalu membaca dengan lancar hanyalah awal dari proses pembelajaran literasi. Lebih dari itu, literasi perlu dipahami lebih dalam agar siswa memiliki kompetensi literasi yang utuh.

Kemampuan literasi akan sangat memengaruhi penalaran dan kompetensi. Sehingga siswa Indonesia perlu dibekali dengan kecintaan pada aktivitas literasi sejak dini.

Sejak 2021, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim resmi mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter. Penggantian tersebut tak hanya sekadar nama, melainkan bentuk soal secara keseluruhan.

Baca juga: Nilai PISA Siswa Indonesia Rendah, Nadiem Siapkan 5 Strategi Ini

Soal-soal AKM akan terbagi atas soal Literasi dan Numerasi. AKM Numerasi terdiri dari beberapa level, yakni level pemahaman konsep, level aplikasi konsep, dan level penalaran Konsep.

Sedangkan AKM Literasi terbagi atas level penalaran konsep, level mencari informasi dalam teks, serta level literasi membaca. Artinya, bisa membaca saja tidaklah cukup.

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mencatat, peringkat nilai Programme for International Student Assessment PISA Indonesia berdasarkan survei tahun 2018 berada dalam urutan bawah.

Untuk nilai kompetensi Membaca, Indonesia berada dalam peringkat 72 dari 77 negara. Untuk nilai Matematika, berada di peringkat 72 dari 78 negara. Sedangkan nilai Sains berada di peringkat 70 dari 78 negara.

Merangkum Sekolahmu, platform pendidikan yang didirikan oleh praktisi sekaligus Ketua Kampus Guru Cikal Najelaa Shihab, ada sejumlah miskonsepsi tentang literasi yang menjadi salah satu pemicu rendahnya nilai literasi di Indonesia.

Baca juga: Mengenal Tes Skolastik di SBMPTN 2023, Pengganti Tes Mata Pelajaran

1. Literasi bukan hanya kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan menalar

Literasi berkaitan dengan kompetensi berpikir dan memproses informasi. Sehingga bukan sekadar keterampilan membaca apalagi mengeja.

Seseorang dengan tingkat literasi tinggi, mempunyai kemampuan penalaran dan pemecahan masalah dalam berbagai bidang, termasuk dalam sains, numerasi juga finansial.

2. Belajar untuk membaca, namun tidak membaca untuk belajar

Belajar untuk membaca berkaitan dengan kemampuan bahasa dalam mengenal huruf, mengeja, dan instruksi yang cenderung lebih sederhana, bisa dikuasai di tingkat dasar dalam waktu singkat.

Sedangkan membaca untuk belajar adalah kemampuan lintas disiplin yang menempatkan membaca sebagai alat untuk memahami dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan.

Sehingga, dalam literasi sesungguhnya, membaca bukanlah tujuan akhir, tetapi alat untuk tujuan belajar yang lebih besar.

Baca juga: 6 Tanda Anak Cerdas Secara Emosional dan Cara Mengoptimalkannya

3. Aktif membaca, tetapi tidak membaca aktif

Membaca banyak tulisan, tidak otomatis meningkatkan kemampuan literasi. Malah terkadang, menurunkan minat atau menghasilkan pengetahuan yang tidak tepat. Kunci keberhasilan dari setiap aktivitas membaca adalah membaca aktif.

Membaca aktif dapat diartikan sebagai kemampuan memprediksi isi bacaan atau berempati dengan latar belakang penulis sebelum membaca, mempertanyakan argumen dan beridentifikasi dengan karakter selama membaca, menyimpulkan dan mengaplikasikan dengan hal yang relevan dalam kehidupan sesudah membaca.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Pacaran di Usia Remaja Boleh Atau Tidak? Psikolog: Mereka Belum Siap Kecewa

Pacaran di Usia Remaja Boleh Atau Tidak? Psikolog: Mereka Belum Siap Kecewa

Edu
Syarat Daftar Sekolah Kedinasan STIN, Bisa Kuliah Gratis dan Jadi CPNS di BIN

Syarat Daftar Sekolah Kedinasan STIN, Bisa Kuliah Gratis dan Jadi CPNS di BIN

Edu
Kemendikdasmen Pastikan Istilah Ujian Nasional Diganti Tes Kemampuan Akademik

Kemendikdasmen Pastikan Istilah Ujian Nasional Diganti Tes Kemampuan Akademik

Edu
Dony Oskaria, COO Danantara Ternyata Lulusan S1 Hubungan Internasional Unpad

Dony Oskaria, COO Danantara Ternyata Lulusan S1 Hubungan Internasional Unpad

Edu
Seremoni Penutupan Festival Sains dan Budaya 2025, Merayakan Kreativitas dan Inovasi Siswa Indonesia

Seremoni Penutupan Festival Sains dan Budaya 2025, Merayakan Kreativitas dan Inovasi Siswa Indonesia

Edu
Sains Kurang Diminati Siswa Indonesia, Pakar: Bergantung Teknologi Impor

Sains Kurang Diminati Siswa Indonesia, Pakar: Bergantung Teknologi Impor

Edu
Cara Lolos Beasiswa S2 Chevening ke Inggris, Tidak Ada Batas Usia

Cara Lolos Beasiswa S2 Chevening ke Inggris, Tidak Ada Batas Usia

Edu
Gandeng Microsoft, Binus University Integrasikan AI dalam Operasional dan Pembelajaran

Gandeng Microsoft, Binus University Integrasikan AI dalam Operasional dan Pembelajaran

Edu
Ekonom UGM Nilai Pendirian Danantara Berpotensi Kurangi Performa BUMN

Ekonom UGM Nilai Pendirian Danantara Berpotensi Kurangi Performa BUMN

Edu
Sekolah Bogor Raya Gelar MUN 2025, Wamen Stella: Generasi Muda Harus Miliki Pola Pikir Peneliti

Sekolah Bogor Raya Gelar MUN 2025, Wamen Stella: Generasi Muda Harus Miliki Pola Pikir Peneliti

Edu
Pendidikan CIO Danantara Pandu Sjahrir, Lulusan Kampus di AS dan China

Pendidikan CIO Danantara Pandu Sjahrir, Lulusan Kampus di AS dan China

Edu
Gubernur Jabar Berencana Masukkan Wajib Militer Jadi Mata Pelajaran

Gubernur Jabar Berencana Masukkan Wajib Militer Jadi Mata Pelajaran

Edu
Cara Kuliah S1 Kedokteran Militer Unhan, Lulus Jadi TNI Pangkat Letda

Cara Kuliah S1 Kedokteran Militer Unhan, Lulus Jadi TNI Pangkat Letda

Edu
Jadwal Libur Sekolah Ramadhan 2025 Mulai Tanggal 27 Februari

Jadwal Libur Sekolah Ramadhan 2025 Mulai Tanggal 27 Februari

Edu
Pemecatan Novi Citra Sukatani, Ada Potensi Pelanggaran Perlindungan Guru

Pemecatan Novi Citra Sukatani, Ada Potensi Pelanggaran Perlindungan Guru

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau