Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Covid-19, Pakar UB: Peran Guru Tidak Terganti Teknologi

Kompas.com - 04/05/2020, 14:06 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online).

Hal tersebut dipaparkan oleh Pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020.

"Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi," papar Luqman dalam keterangan tertulis di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020).

Menurutnya, pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

"Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat. Bagaimanapun, pembelajaran terbaik adalah bertatap muka dan berinteraksi dengan guru dan teman-teman," imbuhnya.

Baca juga: Orangtua Beri Iming-iming Agar Anak Mau Belajar, Bolehkah?

Melalui proses belajar mengajar secara tatap muka, lanjut Luqman, siswa mendapatkan nilai-nilai yang tak bisa didapatkan melalui pembelajaran daring.

Nilai-nilai tersebut antara lain proses pendewasaan sosial, budaya, etika, dan moral, yang hanya bisa didapatkan dengan interaksi sosial di suatu area pendidikan.

Perlu adaptasi proses belajar di masa pandemi

Perubahan sosial yang tiba-tiba terjadi sebagai akibat merebaknya penyebaran Covid-19, menurut Luqman telah menimbulkan kegagapan dalam proses penyesuaian kegiatan belajar mengajar.

Karena itulah, ia berpendapat bahwa tidak mungkin jika sebuah pembelajaran ideal dicapai di masa pandemi seperti sekarang ini.

Baca juga: Agar Anak Kompeten, Najelaa: Beri Anak Umpan Balik, Bukan Nilai

Ia mengibaratkan siswa yang belajar di masa pandemi seperti pemain bola yang sedang cedera.

"Gambarannya seperti pemain bola yang cedera kakinya, maka latihan-latihan yang ditargetkan untuk dia otomatis dikurangi dulu hingga kondisinya normal kembali. Yang awalnya harus bisa nendang bola sejauh 100 meter, sekarang yang penting bisa lari-lari kecil dulu," kata Luqman.

Oleh karena itu, menurutnya, guru dan dosen harus cepat menyesuaikan keadaan dengan cara mengubah target capaian, dan kemudian metode pembelajarannya.

"Jangan sampai guru dan dosen membebani siswa dengan pembelajaran di saat siswa mengalami keterbatasan sosial dan ekonomi," imbuhnya.

Luqman juga berharap pemerintah memberikan target akademis yang realistis sesuai dengan kondisi.

Meskipun masih banyak kelemahan dalam proses pembelajaran, namun Luqman mengatakan bahwa ada pelajaran positif yang bisa diambil dari pendidikan di masa Covid-19 ini, yakni kembalinya peran orang tua sebagai madrasah belajar anak.

Baca juga: Anak Mulai Bosan dan Menolak Belajar di Rumah, Orangtua Lakukan Ini

"Fondasi penting dari segala pendidikan adalah waktu yang berkualitas yang dihabiskan oleh orangtua bersama anak-anaknya," papar Luqman.

"Bimbingan, aturan, ilmu, dan wawasan yang dibagikan oleh orangtua akan banyak bermanfaat bagi sang anak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com