Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2020, 11:32 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Sembilan siswa Indonesia berhasil meraih sembilan medali terdiri dari tiga medali perak dan enam medali perunggu dalam Internasional Olimpiade Astronomi dan Astrofisika (IOAA) 2020.

Tahun ini IOAA digelar secara dalam jaringan dengan nama Global e-Competition on Astronomy and Astrophysics (GeCAA) dan berlangsung 25 September sampai 23 Oktober 2020. 

Tiga medali perak tim Indonesia diraih Mohammad Adhimas Rikat Mohammad Adhimas Rikat dari SMA Kharisma Bangsa, Josh Nathaniel Jowono dari dari SMA Kristen 5 Penabur, DKI Jakarta, dan Rafa Nanda Akilah dari MAN 2 Kota Malang, Jawa Timur.

Sementara itu, enam raihan medali perunggu diraih oleh Jonwin Fidelis Fam dari SMA Kristen 1 Penabur, DKI Jakarta, Vincent Sean Farrell dari SMA Kristen Petra 2, Jawa Timur, Vito Ghifari dari SMA Negeri 81, Jakarta. 

Turut menyumbangkan medali perunggu Ryo Albert Sutanto dari SMAN 4 Bekasi, Jawa Barat, Muhammad Izaaz Inhar Ramadhani dari SMAN Unggulan MH Thamrin, DKI Jakarta, dan Akhdan Dzaky Maulana dari SMA Unggulan MH Thamrin, DKI Jakarta.

Baca juga: Jateng Juara Umum Lomba Kompetensi Siswa SMK 2020

Kategori lomba

“Selamat saya ucapkan kepada adik-adik yang telah mengharumkan bangsa Indonesia. Capaian ini kita jadikan motivasi, meskipun di tengah pandemi yang melanda dunia termasuk Indonesia, generasi muda Indonesia masih bisa berprestasi,” ujar Plt. Kepala Puspresnas Asep Sukmayadi, pada Sabtu (24/10/2020).

Ajang kompetisi tingkat internasional ini terselenggara atas kerja sama IOAA International board dengan Estonian Astronomy Olympiad Committee dari negara Estonia. Ajang ini terdiri dari dua kategori yaitu kateogri tim individual dan tim kompetisi.

Tim individual terdiri dari tiga ronde yaitu ronde teori, analisis data, dan pengamatan yang diselenggarakan pada tanggal 25 s.d. 27 September 2020.

Sementara itu kategori tim kompetisi, peserta dibagi ke dalam kelompok campuran dari berbagai negara. Para peserta diberikan tugas oleh tim dewan juri kemudian jawabannya dikumpulkan kembali pada 14 Oktober 2020.

GeCAA yang pertama kalinya diselenggarakan diikuti oleh 38 negara yang berasal dari Benua Asia, Eropa, dan Amerika.

Siswa wakil Indonesia

 

Tim Indonesia sendiri diwakili oleh 14 siswa dan empat team leader. Ke-14 siswa ini antara lain

  • Aldino Putra Andeaz dari SMAN 1 Sumatera Barat;
  • Alvin Suhendra dari SMA Negeri 5 Pekanbaru, Riau;
  • Evan Ariel Christoper dari SMAN 2 Jakarta, DKI Jakarta;
  • Jonwin Fidelis Fam dari SMA Kristen 1 Penabur, DKI Jakarta;
  • Josh Nathaniel Jowono dari SMA Kristen 5 Penabur, DKI Jakarta;
  • Mohammad Adhimas Rikat dari SMA Kharisma Bangsa, Banten;
  • Muhammad Izaaz Inhar Ramadhani dari SMAN Unggulan MH Thamrin, DKI Jakarta;
  • Rafa Nanda Akilah dari MAN 2 Kota Malang, Jawa Timur.
  • Reva Budiantono dari SMA Negeri 2 Purwokerto, Jawa Tengah;
  • Ryo Albert Sutanto dari SMAN 4 Bekasi, Jawa Barat;
  • Vincent Sean Farrell dari SMA Kristen Petra 2, Jawa Timur;
  • Akhdan Dzaky Maulana dari SMA Unggulan MH Thamrin, DKI Jakarta;
  • Novan Saputra Haryana dari SMA Negeri 5 Kota Bekasi, Jawa Barat;
  • Vito Ghifari dari SMA Negeri 81, Jakarta, DKI Jakarta.

Baca juga: Perkuat Prestasi dari Rumah, Kawan Lama Dukung Kompetisi Metrologi LKS 2020

Ke-14 siswa ini didampingi M. Ikbal Arifyanto, Hakim L. Malasan, Aprilia, dan Lucky Puspitarini yang merupakan staf pengajar pada Program Studi Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dari ke-14 siswa tersebut, 10 di antaranya sudah menjalani pendidikan tahun pertamanya di beberapa perguruan tinggi, di antaranya Insitut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Korean Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) Korea Selatan, dan University of Manitoba, Kanada.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com