Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Dosen UAD Tingkatkan Nilai Ekonomi Kelapa

Kompas.com - 10/04/2021, 15:25 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nilai ekonomi dari buah kelapa di desa tak terlalu tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan, karena minimnya pengetahuan para petani untuk mengelola kelapa agar bisa mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi.

Seperti yang dilakukan masyarakat di Padukuhan Nglotak, Kalurahan Kaliagung, Kapanewon, Sentolo, Kulon Progo. Masyarakat setempat hanya mampu menjual setiap buah kelapa dengan harga Rp 750.

Melihat permasalah ini, para dosen di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta memiliki inisiatif untuk meningkatkan nilai ekonomi buah kelapa dari desa.

Melalui program ‘Pelatihan Pengolahan Komoditas Lokal untuk Menambah Nilai Ekonomi’, tiga dosen UAD Yogyakarta, Marsudi Endang Sri Rejeki, Nunik Hariyanti dan Wahidah Mahanani Rahayu mencoba menggerakkan perekonomian di desa tersebut.

Baca juga: Bisa Telusuri Jejak Penangkapan Ikan, Pakar IPB Kembangkan Piranti Ini

Tingkatkan nilai ekonomi kelapa

Para dosen memberikan sejumlah pelatihan yang dilakukan meliputi kegiatan:

1. Praktek perhitungan keuangan usaha.

2. Komunikasi pemasaran melalui kemasan dan pemanfaatan digital marketing.

3. Nilai gizi dari komiditas lokal dan praktek langsung membuat olahan.

"Kami optimis untuk mengangkat nilai ekonomi dari buah kelapa agar lebih tinggi dari sebelumnya. Kami berharap melalui pelatihan ini masyarakat di Nglotak bisa mendapatkan keuntungan dari pengolahan buah kelapa," terang Marsudi Endang Sri Rejeki seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/4/2021).

Baca juga: Pola Hidup Sehat dengan Permainan Ular Tangga ala Mahasiswa UAD

Nunik Hariyanti mengungkapkan, pengemasan sebuah produk agar bisa dijual juga menjadi hal yang penting.

Pentingnya pemasaran dan pengemasan

Menurutnya, dengan memberikan pemahaman pentingnya pengemasan dan pemasaran produk secara digital, diharapkan bisa meningkatkan nilai jual sebuah produk.

“Jadi di sini kami memberikan pelatihan kepada masyarakat agar ketika menjual produk tidak sekadar menjual begitu saja. Namun untuk berjualan, masyarakat juga perlu mengetahui pasar yang dituju, bagaimana pengemasan produk itu sehingga produknya lebih dihargai,” tuturnya.

Baca juga: Kreasi Limbah Minyak Kelapa Jadi Sabun Herbal ala Mahasiswa UNY

Dari buah kelapa, masyarakat diberi pelatihan untuk melakukan pengolahan menjadi tepung kelapa dan egg roll atau biasa disebut ‘semprong’.

Pada pelatihan tersebut, terdapat 15 orang yang berpartisipasi. Mereka cukup antusias dalam mengikuti pelatihan tersebut.

Tambah pengetahuan warga setempat

Salah satu peserta, Tumiyati mengaku senang dengan adanya pelatihan tersebut.

Melalui pelatihan peningkatan nilai ekonomi buah kelapa, dia jadi mengetahui pentingnya proses pengemasan.

“Kami juga jadi tahu pentingnya membedakan keuangan pribadi dan penjualan. Di sisi lain, soal gizi juga menjadi perhatian. Karena kami juga tambah ilmu soal manfaat kelapa dari gizinya. Jadi orang bisa tahu kandungan yang ada di buah kelapa,” jelas Tumiyati.

Baca juga: Semua Bagian Ikan Bisa Dimanfaatkan, Ini Penjelasan Dosen UGM

Dia berharap agar pelatihan semacam ini tidak hanya dilakukan kali ini saja.

“Kalau harapan kami ya ada kelanjutan dari pelatihan ini. Bagi kami ini sangat penting untuk menunjang kemandirian warga yang ada di sini, terutama yang berminat untuk mengembangkan olahan buah kelapa,” imbuh Tumiyati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau