Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajah Masa Lalu dan Masa Depan lewat Cafe Funiculi Funicula

Kompas.com - 22/05/2021, 11:49 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi


Penulis : Dionisius Wisnu, Public Relations Gramedia Pustaka Utama

KOMPAS.com - Kalau kamu menyukai novel petualangan, ada baiknya mencoba mengintip isi novel Funiculi Funicula.

Novel yang menjadi literatur Negeri Sakura ini, kini telah diterbitkan Gramedia Pustaka Utama.

Mengambil tema perjalanan waktu, novel fiksi karya Toshikazu Kawaguchi ini menawarkan imajinasi yang berbeda untuk mereka yang bermimpi bisa berkunjung ke masa lalu maupun masa depan.

Dari waktu ke waktu, banyak yang membayangkan alangkah beruntungnya kalau manusia punya kemampuan menjelajah waktu, termasuk hal-hal yang ingin dicapai jika bisa terwujud.

Ide-ide tersebut kemudian menginspirasi penciptaan karya fiksi, film, musik, dan lainnya.

Baca juga: Overheard Jakarta, Sekelumit Kisah dari Warga Ibu Kota Jakarta

“Toshikazu Kawaguchi menjadikan imajinasi mengenai pelesir waktu menjadi sebuah pertunjukan teater, yang kemudian dialihwahana menjadi novel. Alih-alih meramu cerita petualangan yang tipikal fiksi ilmiah, ia justru menulis rangkaian kisah yang lebih humanis, menggunakan latar sebuah kafe tua di Jepang dan pengalaman emosional orang-orang di dalamnya,” tutur Editor Bidang Fiksi Gramedia Pustaka Utama, Kartika Eka Nurinindita.

Funiculi Funicula adalah novel pertama Toshikazu Kawaguchi yang diadaptasi dari pertunjukan teater garapannya bersama 1110 Productions.

Pertunjukan ini memenangkan penghargaan utama dalam Festival Teater Suginami Kesepuluh. Kisahnya tentang empat orang berbeda yang mencoba tawaran menjelajah waktu di kafe Funiculi Funicula.

Walaupun terdengar menarik, tetapi tidak banyak yang mau mencoba tawaran tidak lazim ini dikarenakan peraturannya yang tidak mudah.

Baca juga: Ragam Buku Minggu Ini: Belajar Kelola Bisnis dan Investasi dari Nol

Pertama, pengunjung harus duduk di kursi tertentu. Kedua, tidak boleh meninggalkan tempat duduk sampai perjalanan waktunya selesai. Ketiga, harus kembali sebelum kopi mendingin. Jika tidak dipatuhi mereka akan mendapatkan konsekuensi yang menyedihkan.

“Ceritanya kemudian menjadi emosional karena kita diajak bertemu empat orang yang rela mengambil risiko dari peraturan yang ada. Mengenal seorang perempuan yang mau menemui kekasihnya sebelum pergi ke luar negeri, istri penderita Alzheimer," Kata Nindy.

Belum lagi, ada cerita kakak yang tidak ingin kehilangan adiknya, serta ibu yang belum pernah bertemu anaknya."Toshikazu Kawaguchi mampu merangkai alur cerita dengan menarik,” tambah Nindy.

Funicula Funicula menambah daftar judul AsianLit yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama (GPU).

Baca juga: 27 Kisah Perempuan Kuat di Buku Her Name Is..

Setelah meledaknya penjualan novel Kim Ji-yeong, Lahir Tahun 1982 pada akhir 2019, rencana penerbitan di genre ini terus berkembang. Direncanakan ada 20 judul AsianLit GPU yang siap terbit di tahun 2021.

Ingin merasakan pengalaman di Kedai Kopi Funiculi Funicula lebih lanjut? Cek ini : https://www.gramedia.com/products/funiculi-funicula-kohi-ga-samenai-uchi-ni-before-the-coffee-gets-cold

Promo Survei GramediaDOK. Gramedia Promo Survei Gramedia

Cek ini juga ya : http://bit.ly/voucher_artikel ada voucher menarik untuk kamu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau