KOMPAS.com - Siapa tak kenal buah durian? Meski memiliki bau menyengat namun buah yang satu ini memiliki banyak penggemar.
Banyak literatur menerangkan bahwa durian mempunyai kandungan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Namun dengan catatan, mengonsumsi durian dalam jumlah yang tidak berlebihan.
Dengan memanfaatkan kandungan durian, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) mempunyai ide yang luar biasa unik.
Baca juga: Berjalan Aman dan Efektif, 45.284 Sekolah Sudah Adakan PTM Terbatas
Mereka adalah Putri Ayu M, Nur Khasanah, Annindea Erza N, Dzurrotin Qurrota A, dan Dita Rahmaningtyas, Mereka punya gagasan dengan membuat krim antijerawat yang dikombinasikan dengan bahan dasar limbah kulit buah durian.
"Krim antijerawat berbahan dasar limbah kulit buah durian dinilai lebih efektif dengan daya hambat sebesar 18,1 mm dibandingkan produk di pasaran yang mengandung tree tea oil dengan daya hambat sebesar 15,8 mm," ungkap Nur Khasanah seperti dikutip dari laman Universitas Brawijaya, Minggu (26/9/2021).
Nur Khasanah menerangkan, selain didukung dengan kemampuan daya hambat yang tinggi, kulit buah durian juga memiliki senyawa antibakteri yang sangat bagus untuk kulit.
Senyawa antibakteri dalam durian seperti:
1. Flavonoid
2. Saponin
3. Tannin
4. Terpenoid
5. Alkaloid
Baca juga: Ini Ciri dan Dampak Toxic Relationship Menurut Guru Besar UGM
Pada umumnya, pengobatan jerawat dilakukan dengan memberikan krim yang dioleskan pada kulit atau pengobatan topikal. Selain itu juga pengobatan yang diberikan dengan cara dikonsumsi seperti obat atau pengobatan sistemik.
Pengobatan yang diberikan secara oles pada kulit memiliki efektifitas lebih tinggi dibandingkan pengobatan secara oral. Karena hal tersebut dapat menimbulkan resistensi antibiotik di dalam tubuh.
Sehingga untuk mendukung pengobatan secara oles dibuatlah krim anti jerawat melalui sebuah teknologi bernama nanoemulsi.