KOMPAS.com - Tiap provinsi di Indonesia memiliki bahasa daerah yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari masyarakat setempat.
Meski bisa menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi, namun ada sebagian warga lokal hanya bisa menggunakan bahasa daerah.
Hal ini tentu menyulitkan bagi mahasiswa yang sedang menimba ilmu di suatu daerah lain. Melihat problematika ini, memberi ide mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) untuk membuat suatu inovasi.
Para mahasiswa UM terus mengembangkan inovasi-inovasi baru yang bermanfaat bagi sesama. yakni dengan mengembangkan aplikasi bernama Jawi.
Baca juga: Kegiatan Perkuliahan Tatap Muka Bukan Untuk Euforia
Aplikasi ini dikembangkan lima mahasiswa UM lintas jurusan, yaitu Danny Firmansyah dari Pendidikan Fisika selaku ketua tim, M. Syahrul Alfianto dari jurusan Fisika, L. Gilang Obidia Ramadhani jurusan Teknik informatika, Awal Ciptaning Kanugrahan dari jurusan Pendidikan bahasa, sastra indonesia, dan daerah serta M. Izzul Aufa dari jurusan Teknik industri.
Melansir dari situs resmi UM, Rabu (29/8/2021), Jawi merupakan aplikasi bahasa Jawa yang didesain khusus untuk mahasiswa yang berasal dari luar jawa yang tengah menimba ilmu di Kota Malang.
Tujuan aplikasi ini adalah untuk mempermudah komunikasi berbahasa jawa serta mengeratkan interaksi sosial di kalangan masyarakat lokal Kota Malang yang notabene-nya menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari.
"Saya ingin membantu teman-teman mahasiswa yang berasal dari luar jawa agar mudah melakukan komunikasi dan beradaptasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di Malang," kata Danny.
Baca juga: Psikolog UGM Ungkap Gejala Depresi dan Cara Mencegah Orang Bunuh Diri
Danny menerangkan, selain itu, ada beberapa faktor yang mendasari keprihatinan timnya hingga mengembangkan aplikasi Jawi ini, seperti:
1. Mahasiswa baru yang tidak bisa berbahasa jawa membuat mereka merasa minder.
2. Kesulitan bersosialisasi
3. Merasa terasingkan
4. Kurang nyaman dengan keadaan sekitar
5. Bahkan ada beberapa dari mereka yang mendapat perundungan.
6. Kesulitan memaknai penjelasan dosen yang terbiasa menggunakan bahasa jawa.