KOMPAS.com - Dalam mengejar prestasi akademik dan pencapaian tujuan pendidikan, para pelajar dan mahasiswa sering kali terlibat dalam rutinitas belajar yang intensif secara terus menerus.
Namun, perlu diakui bahwa tingkat tekanan yang tinggi dan tuntutan akademik yang tinggi dapat membawa risiko serius terhadap kesejahteraan mental dan fisik. Fenomena ini dikenal sebagai academic burnout, yaitu kelelahan akademik yang muncul akibat tekanan yang berlebihan dalam lingkungan belajar.
Baca juga: Ini Cara IPB Fasilitasi Kesehatan Mental Para Mahasiswa
Academic burnout dapat memiliki dampak serius terhadap performa akademik, kesejahteraan emosional, dan bahkan motivasi untuk terus mengejar pendidikan.
Terdapat beberapa tanda-tanda yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahwa seorang pelajar atau mahasiswa mengalami kondisi ini, antara lain:
Ketika seseorang mengalami academic burnout, kemampuannya untuk berkonsentrasi pada materi pelajaran atau tugas-tugas akademik dapat menurun drastis. Mereka mungkin kesulitan memusatkan perhatian untuk belajar dengan efektif, bahkan pada materi yang sebelumnya dapat mereka tangani dengan baik.
Baca juga: 5 Cara Orangtua Maksimalkan Potensi Anak dengan Study Life Balance”
Academic burnout juga seringkali diikuti dengan hilangnya semangat atau minat terhadap proses belajar. Rasa antusiasme untuk mengeksplorasi materi baru atau menyelesaikan tugas-tugas akademik bisa menurun secara drastis.
Salah satu tanda paling jelas dari academic burnout adalah kelelahan mental yang berkelanjutan. Individu mungkin merasa mentalnya lelah bahkan setelah istirahat yang cukup, dan ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk memproses informasi dan berpikir secara jernih.
Baca juga: Dosen UM Surabaya: Kebiasaan Belanja Pengaruhi Kesehatan Mental
Orang yang mengalami academic burnout cenderung mudah bosan dengan kegiatan-kegiatan akademik. Mereka mungkin merasa jenuh atau tidak tertarik dengan materi pelajaran atau aktivitas belajar lainnya yang sebelumnya mereka nikmati.
Melansir dari Instagram Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi-Kemendikbudristek RI, Jumat (3/11/2023). Terdapat 5 cara yang dapat dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa untuk mengatasi academic burnout.
Baca juga: 5 Cara untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak
Memastikan tubuh mendapatkan istirahat yang cukup sangat penting untuk menghindari kelelahan fisik dan mental. Tidur bisa memberikan waktu dan ruang bagi tubuh serta pikiran untuk melepaskan stress yang mungkin sudah dialami ketika menjalani aktivitas sehari-hari.
Beristirahat yang cukup bukan hanya tentang tidur malam yang memadai, tetapi juga mengenai memasukkan istirahat singkat dalam rutinitas harian. Mengambil istirahat singkat selama beberapa menit dari pekerjaan atau studi, bahkan dengan sekadar berjalan-jalan atau melakukan olah pernapasan, dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesejahteraan fisik dan mental.
Baca juga: Anak yang Masuk PAUD Lebih Siap Mental dalam Belajar
Membuat daftar prioritas merupakan langkah kedua yang penting untuk mengatasi academic burnout. Identifikasi tugas-tugas atau materi pelajaran yang paling penting dan mendesak, dan alokasikan waktu dengan bijak untuk menyelesaikannya.
Dengan memiliki daftar prioritas yang jelas, kamu dapat fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan menghindari menghabiskan waktu terlalu banyak pada tugas-tugas yang kurang mendesak.
Mengakui dan menghargai kemampuan dan keterbatasan pribadi adalah kunci dalam mengatasi academic burnout. Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Sesuaikan metode belajar dengan gaya dan kemampuan kamu.
Baca juga: 9 Tips Semangat Belajar, Nomor 6 Paling Sulit Dilakukan
Misalnya, jika kamu lebih efektif dalam belajar dengan mengambil istirahat singkat di antara sesi belajar, lakukanlah hal itu. Belajar secara terstruktur dan efisien akan membantu menghindari kelelahan mental.
Meluangkan waktu untuk diri sendiri atau bahasa kekiniannya disebut me-time merupakan hal yang dapat dilakukan untuk menekan academic burnout. Penting untuk meluangkan waktu untuk istirahat dan aktivitas yang menyenangkan di luar lingkungan akademik.
Misalnya, melakukan kegiatan rekreasi, seperti berjalan-jalan, olahraga, atau melakukan hobi kesukaan, dapat membantu merilekskan pikiran dan mengurangi tingkat stres.
Terkadang, menghabiskan waktu bersama teman, keluarga, atau anggota komunitas dapat membantu mengurangi tekanan dan memberikan perspektif baru terhadap situasi akademik yang dihadapi.
Baca juga: 6 Cara Belajar Matematika yang Menyenangkan, Yuk Coba
Bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar juga dapat menjadi sumber dukungan emosional dan memungkinkan kamu untuk berbagi pengalaman dan strategi untuk mengatasi academic burnout.