Berikut ini wawancara Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan Executive Director Santika Indonesia Hotels and Resorts, Lilik Oetama. Didampingi Corporate Secretary Santika Indonesia Hotels and Resorts Johanes Widjaja dan Director of Hotel and Resorts Development Rudy Setiawan.
Beberapa tahun belakangan ini, Grup Santika makin agresif membangun dan mengoperasikan budget hotel, Amaris. Pertimbangan apa yang menyebabkan Santika bermain di segmen hotel bintang dua ini?
Kita lihat peluang pasar. Di negara-negara maju, budget hotel sudah banyak. Tapi di Indonesia, budget hotel identik dengan hotel bintang dua, yang kesannya lebih banyak negatif. Tapi orang tak punya pilihan.
Tiga tahun yang lalu, Santika mengoperasikan Amaris Panglima Polim di Jakarta Selatan. Konsepnya berbeda dengan Hotel Santika. Amaris lebih simpel.
Setelah melalui brainstorming dengan teman-teman, akhirnya kami luncurkan Amaris pertama di Panglima Polim. Ini proyek pertama, yang ternyata sukses. Amaris pada umumnya tak punya kolam renang, kecuali ada dua Amaris yang memiliki fasilitas itu, yaitu di Bali dan Bandung.
Sebagai budget hotel, Amaris tidak menyediakan kulkas minibar di dalam kamar. Luasnya pun hanya 14 meter persegi, setengah dari luas kamar standar Santika 28 m2.
Adanya budget airline, pesawat dengan tarif murah ikut mempengaruhi meningkatnya jumlah orang yang melakukan perjalanan. Dan ini berimbas pada kebutuhan akomodasi. Hal lain yang unik dari Amaris adalah lahan yang dibutuhkan tidak luas.
Budget hotel idealnya butuh 1.000 m2. Namun Amaris Panglima Polim dibangun di lahan seluas 600 m2. Amaris di Jl KH Mas Mansyur Jakarta malah hanya 450 m2 dan di kawasan Casablanca dibangun di lahan seluas 580 m2.
Yang penting lokasinya strategis. Di daerah pusat kota, harga tanah relatif mahal, namun jika lahannya tidak terlalu luas, kami masih bisa membelinya. Berapa lama pengembalian investasi Amaris? Dilihat dari return of investment Amaris selama ini, waktu yang dibutuhkan antara 4 tahun dan 6 tahun. Kalau Santika, butuh 8 tahun sampai 11 tahun. Jadi Amaris lebih cepat.
Bagaimana Anda melihat persaingan dalam budget hotel di Indonesia saat ini? Selain Santika yang gencar membangun Amaris, juga ada Aston dengan favehotel, Intiland dengan Whiz, dan Tauzia dengan PopHarris. Kami tidak terlalu khawatir dengan persaingan di kelas budget hotel karena pangsa pasarnya luas. Ibaratnya, city car lebih ekonomis dan lebih laris daripada mobil mewah.