Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menulis, Satu-satunya Cara agar Tetap Waras

Kompas.com - 25/01/2011, 04:41 WIB

Salut deh buat Mbak yang jago banget menulis. Dari dulu saya pengin banget bisa menulis minimal cerpen, tapi selalu gak berhasil. Kalo boleh tau, apa sih rahasianya? Menurut Mbak, sebaiknya pada umur berapa kita mengenalkan dunia tulis-menulis ini kepada anak-anak?

(Peggy Dianita, Jakarta, xxxx@gmail.com)

Halo Peggy, terima kasih. Bagi saya, menulis bukan beban, jadi semangat saya tidak didasari target. Saya sudah cukup bahagia apabila saya memberi kesempatan kepada diri untuk membuka keran ide di kepala dan mengalirkan kata-kata. Sebab, tanpa menulis, saya merasa kepala saya terlalu penuh dan mampet. Anak-anak harus dibiasakan menulis sejak dini, sejak mereka mulai belajar membaca dan merangkai kata. Dengan menulis, anak-anak diajarkan untuk lebih pandai berbahasa dan mengungkapkan perasaan/gagasannya, juga menjadi komunikator yang baik kepada sesamanya.

Bagaimana proses kreatif yang Anda lakukan untuk menghasilkan suatu karya sastra?

(Gagat Rahina, xxxx@gmail.com)

Ciri khas penulis yang baik pasti memiliki kenikmatan menjadi pengamat di tengah keramaian dan menjadi penyendiri di saat benar-benar sendiri. Nah, sebenarnya seperti itulah awal mula proses kreatif saya. Selanjutnya, sorang penulis juga mempunyai sikap-sikap kemandirian yang sangat kuat (untuk mulai menulis) dan menjadi ”orang lain” di dalam ceritanya.

Clara sudah banyak sekali menulis berbagai macam buku, bahkan sampai buku anak-anak, namun saya belum menemukan buku yang berbau misteri/detektif dari Clara. Apakah ada rencana membuat buku jenis tersebut?

(Yudiari, Denpasar, xxxx@yahoo.com)

Saya bersyukur diberi kesehatan dan kemampuan menulis berbagai macam fiksi. Tak lupa berlega hati karena mendapat kesempatan melenturkan otot-otot imajinasi saya. Marilah kita bersama-sama bersabar sebab mungkin saja suatu hari saya dijerat Malaikat Fantasi sehingga bisa kalap menuliskan dongeng- dongeng detektif yang beraroma misterius itu?

Saya tahu Anda sekarang giat memopulerkan fiksimini. Bagaimana nih asal-usulnya sampai Anda terlibat dengan fiksimini?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com